Bukan Hanya IHSG, Saham Asia Mayoritas Lesu

Dian Ardiansyah Jul 6, 2018 0 Comments
Bukan Hanya IHSG, Saham Asia Mayoritas Lesu

Jakarta, BisnisPro.Id – Schroders Investment Management Indonesia menyebut bursa saham Indonesia bukan satu-satunya yang rontok akibat kondisi global saat ini, terdampak dari apresiasi dolar Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan catatan Schroders Investment Management Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak awal tahun hingga 2 Juli 2018 rontok hingga 11,4 persen. Namun, penurunan indeks Shanghai Composite di China lebih parah lagi, mencapai 16,31 persen.

“Yang kena bukan hanya Indonesia, ini dampak dari global pengaruh di emerging market (negara berkembang),” ujar Executive VP Intermediary Business Schroders Investment Management Indonesia M Renny Raharja, Kamis (5/7).

Apresiasi nilai tukar rupiah dolar AS terhadap beberapa mata uang negara lain, termasuk Indonesia ,dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga acuan The Fed. Dengan pelemahan mata uang sejumlah negara di emerging market, pelaku pasar asing pun kembali ke AS untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih baik.

Beberapa indeks lainnya yang juga menurun sejak awal tahun, yakni Nikkei225 di Jepang sebesar 4,72 persen, Hang Seng di Hong Kong turun sebesar 5,62 persen, dan Singapura 5,03 persen.

“Pelaku pasar asing ini tidak hanya keluar dari pasar saham, tapi juga obligasi,” imbuh Renny.

Menariknya, pasar saham di India masih tetap positif dari awal 2018 sampai 2 Juli 2018 dengan kenaikan sebesar 3,74 persen. Padahal, mata uang negara di India melemah hingga 7,15 persen sejak awal tahun.

Sementara, koreksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sejak awal tahun sampai akhir Juni 2018 hanya 5,71 persen, mata uang di Hong Kong turun 0,43 persen, dan mata uang di Singapura turun 2,32 persen.

“Kalau rupiah membaik, pelaku pasar asing akan kembali lagi. Mereka (pelaku pasar asing) sebenarnya hanya butuh kepercayaan lagi terhadap rupiah,” jelasnya.

IHSG Berpeluang Balik ke 6.000

Pada semester kedua tahun ini, Renny menilai peluang IHSG bisa kembali ke area 6.000 hanya bisa terjadi jika rupiah sudah stabil.

Rupiah pada perdagangan kemarin merosot 0,22 persen atau 31 poin menjadi Rp14.394 per dolar AS. Sementara, IHSG berhasil naik tipis 0,09 persen ke level 5.739.

“Bisa rebound (bangkit), tapi mungkin dibutuhkan data-data yang baik, seperti rupiah, ekonomi yang kondusif, dan suhu politik yang positif,” tegas Renny.

Pada 2019 mendatang, Indonesia akan kembali menggelar pesta demokrasi atau tepatnya pemilihan umum (pemilu). Jelang pemilu, kondisi politik memiliki andil untuk mempengaruhi pergerakan IHSG.

“Secara historis, beberapa bulan sebelum pemilu ada aspek positif terhadap pasar modal. Volatilitas tetap ada tapi efek ke pasar modal ada,” kata Renny.

 

Sumber : CNN Indonesia

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads