Rupiah Versus Dolar AS Hari Ini, Jumat 12 Agustus 2022

Muhammad Kemal Farezy Aug 12, 2022 0 Comments
Rupiah Versus Dolar AS Hari Ini, Jumat 12 Agustus 2022

Jakarta, BisnisPro.id – Rupiah berpotensi melanjutkan tren penguatan setelah kemarin menjadi mata uang dengan kenaikan tertinggi di Asia. Rupiah bahkan diprediksi naik ke level terkuat dalam hampir setahun karena surplus perdagangan dan imbal hasil obligasi dan saham domestik yang memikat investor asing.

Menurut TD Securities, rupiah akan terapresiasi menjadi Rp14.057 per dolar AS dalam 3 bulan ke depan, menyamai level tertinggi pada Oktober 2021.

Kepala Strategi Pasar Berkembang TD Securities Mitul Kotecha mengatakan imbal hasil obligasi yang menarik, peningkatan ekspor minyak sawit ke China, persyaratan perdagangan (terms of trade) yang membaik, dan prospek kenaikan suku bunga, akan mendukung rupiah.

“Indonesia akhirnya melihat arus kembali ke pasar obligasi dan saham, menandai pembalikan signifikan dari tren lemah sebelumnya,” tulis Kotecha dalam catatan kepada klien yang dikutip Bloomberg, Kamis (11/8/2022).

Laporan tersebut diterbitkan sebelum data inflasi Juli AS dirilis. Bank Indonesia sejauh ini menolak menaikkan suku bunga seraya memperkirakan inflasi harga bahan pangan dapat mereda dalam beberapa bulan mendatang. Di pihak lain, Federal Reserve telah agresif mengetatkan kebijakan moneter meskipun perlambatan inflasi AS bulan lalu dapat memperlambat laju kenaikan suku bunga.

“BI kemungkinan akan memulai siklus kenaikan suku bunganya bulan ini dan mengubah sikapnya ‘ke arah yang kurang akomodatif’, yang juga akan membantu mendukung rupiah,” kata Kotecha.

Bank sentral, lanjutnya, juga akan terus mempertahankan mata uang di level Rp15.000 per dolar, sedangkan suku bunga kebijakan riil yang relatif lebih tinggi daripada negara lain di Asia juga menawarkan perlindungan lebih terhadap rupiah. JPMorgan Asset Management bulan lalu mengatakan obligasi Indonesia menarik karena pasar kembali fokus pada fundamental ekonomi menyusul aksi jual surat utang pasar berkembang dan obligasi pemerintah AS.

Nilai tukar rupiah terapresiasi 0,7 persen kemarin menjadi Rp14.765 per dolar, didorong oleh depresiasi greenback setelah angka inflasi AS meleset dari perkiraan. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan inflasi negara itu pada Juli 8,5 persen year-on-year, lebih lambat dari bulan sebelumnya yang mencapai 9,1 persen YoY. Laju inflasi yang melambat menimbulkan ekspektasi The Fed akan kurang agresif dalam menaikkan suku bunga seperti diperkirakan sebelumnya.

Oleh karena itu, resesi ekonomi di Negeri Paman Sam kemungkinan tidak akan berkepanjangan. Permintaan dolar pun melemah. Rupiah kini memperpanjang pemulihannya setelah terjerembap ke Rp15.038 per dolar AS bulan lalu, level terendah dalam 2 tahun. Sebagian besar mata uang Asia lain menguat terhadap greenback. Peso Filipina naik hampir 0,7 persen, won Korea 0,6 persen, dan baht Thailand 0,4 persen.

Sebaliknya, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, pada pukul 15.10 WIB kemarin melemah 0,21 persen ke 104,97.

“Pasar saat ini memperkirakan peluang 57,5 persen bagi kenaikan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan Fed berikutnya, menurut alat Fedwatch CME, meskipun kenaikan 75 basis poin lainnya tetap mungkin,” ujar Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam risetnya.

Pukul 09.02 WIB, rupiah naik 25,5 poin atau 0,17 persen menjadi Rp14.740 per dolar AS. Indeks dolar AS naik 0,19 persen ke level 105,286.

Sumber : Bisnis

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads