Saham SMGR Terus Alami Kenaikan

Muhammad Kemal Farezy Nov 23, 2018 0 Comments
Saham SMGR Terus Alami Kenaikan

Jakarta, BisnisPro.id – Dalam beberapa minggu terakhir, pergerakan harga saham PT Semen Indonesia TBK (SMGR) terus mengalami kenaikan. Di tengah masih adanya sentimen oversupply di industri semen seiring belum meningkat pesatnya industri properti, harga saham SMGR bergerak tidak inline dengan kondisi tersebut.

Analis Pasar Modal Reza Priyambada menyatakan, berdasarkan pernyataan Asosiasi Semen Indonesia (ASI), kapasitas produksi semen saat ini sudah mencapai 110 juta ton per tahun. Sementara, jumlah konsumsi semen dalam negeri pada tahun ini diperkirakan mencapai 70-75 juta ton.

“Dengan demikian, ada kelebihan suplai sekitar 30-25 juta ton. Industri semen memang terbantukan dengan masih berlangsungnya proyek infrastruktur pemerintah namun, penambahan konsumsi semen tidak telalu bertumbuh signifikan seiring dengan kontrak jangka panjang pengerjaan proyek infrastruktur tersebut,” kata dia di Jakarta, Jumat (23/11/2018).

Meski demikian, ke depan masih terlihat prospek yang baik untuk industri konstruksi, semen, dan properti dengan asumsi masih berlangsungnya sejumlah proyek yang diikuti dengan perbaikan daya beli masyarakat dan meningkatnya mobilitas dari masyarakat.

Belum lama ini, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) menandatangani perjanjian fasilitas dengan beberapa lembaga keuangan, dengan nilai pinjaman sampai dengan sebesar US$1,282 miliar atau setara Rp18,905 triliun. Perjajian fasilitas pinjaman ditandatangan oleh Semen Indonesia, PT Semen Indonesia Industri Bangunan (SIIB), Bank BNP Paribas, Deustche Bank AG Singapore Branch, Maybank Kim Eng Securities PTE Ltd, MUFG Bank Ltd, dan Standard Chartered Bank.

Adapun, Bank BNP Paribas, Deustch Bank, Maybank, MUFG, dan Standar Chartered berperan sebagai arrangers. Selanjutnya, Bank BNP Paribas, Deustche Bank, Maybank, MUFG, dan Standard Chartered sebagai original lenders. Sementara Bank BNP Paribas sebagai facility agent. Perjanjian fasilitas tersebut dalam rangka rencana pengambilalihan PT Holcim Indonesia Tbk. (SMCB) oleh SIIB yang merupakan bagian dari SMGR.

Adapun, SMCB merupakan perusahaan semen terbesar ketiga di Indonesia, memiliki 4 pabrik semen dengan kapasitas 14,8 juta ton per tahun dan 30 fasilitas ready-mix. Hingga akhir September 2018, penjualan Holcim meningkat 7% menjadi Rp7,37 triliun seiring meningkatnya volume penjualan sebesar 3 juta ton dari kebutuhan sektor perumahan dan infrastruktur. Akan tetapi, dari bottom line tercatat masih adanya rugi sebesar Rp630,36 miliar lebih rendah ketimbang periode yang sama sebelumnya sebesar Rp647,90 miliar.

Sementara SMGR, hingga kuartal ketiga tahun ini, mencatat kenaikan pendapatan 4% menjadi Rp21,45 triliun dan laba bersih bertumbuh 43% menjadi Rp2,09 triliun. Meski diakui SMGR, industri semen saat ini masih sulit namun, SMGR punya keunggulan kompetitif dibanding emiten semen lain, yaitu terkait pengelolaan pabrik yang berada di berbagai wilayah.

“Kami melihat, rencana SMGR untuk melakukan pengambilalihan SMCB merupakan langkah yang positif meski harus dibarengi dengan konsekuensi menambah pinjaman,” katanya.

Rasio utang (DER) yang masih cukup rendah (0,60x) memberikan kesempatan SMGR untuk menambah leverage. Apalagi ditambah dengan potensi yang dimiliki oleh SMCB sehingga dapat menambah kapasitas maupun areal pemasaran semen bagi SMGR. Posisi beban kewajiban SMCB yang cenderung turun nantinya diperkirakan akan dapat terselesaikan dengan baik oleh SMGR seiring meningkatnya produktivitas operasional. Meski pandangan kami positif namun, melihat harga sahamnya yang saat ini sudah melampaui target kami di level Rp11.100, rekomendasi *HOLD*.

“Kami masih menantikan progress dari proses pengambilalihan SMCB lebih lanjut untuk menentukan valuasi berikutnya,” katanya. (Anto)

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads