Blessing Awal 2018, BEI Masukkan TRAM ke Indeks LQ45

Dian Ardiansyah Jan 26, 2018 0 Comments
Blessing Awal 2018, BEI Masukkan TRAM ke Indeks LQ45

Jakarta, BisnisPro.Id – Pengumuman yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia (BEI) mengenai saham-saham yang akan dimasukkan ke dalam kategori Indeks LQ45 tampaknya merupakan kegiatan rutin belaka. Tidak terkecuali yang terjadi di awal 2018 ini.

Ada empat saham baru yang dimasukkan BEI ke dalam kategori Indeks LQ45, yakni saham-saham PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM) dan PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP).

Yang menarik adalah ketika BEI untuk pertama kalinya memasukkan saham PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM) ke dalam kategori Indeks LQ45. Seperti diketahui, Indeks LQ45 adalah nilai kapitalisasi pasar terbesar dari 45 saham yang paling likuid ditransaksikan di BEI.

Karena itu, masuknya TRAM ke dalam daftar Indeks LQ45 merupakan kejutan di awal 2018 bagi para pelaku pasar. Jauh sebelum ini, TRAM itu adalah saham yang kerapkali “digoreng” oleh para pelaku pasar untuk meraih laba sebesar-besarnya dalam transaksi jual-beli saham.

Pemulihan saham TRAM saat ini hingga dimasukkan BEI ke dalam daftar Indeks LQ45 tidak terlepat dari pembenahan yang dilakukan manajemen dalam penataan kegiatan bisnis mereka untuk masa depan.

Seperti diketahui, pada awal November 2017, manajemen TRAM menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dan menyatakan bahwa mereka melakukan diversifikasi bisnis TRAM ke sektor pertambangan dan energi.

Karena itu, manajemen TRAM mengganti logo perseroan dan nama perusahaan tersebut menjadi PT Trada Alam Minera Tbk dari nama sebelumnya PT Trada Maritime Tbk. Penggantian tersebut sejalan dengan diversifikasi bisnis yang diajalankan manajemen TRAM untuk mengembangkan sektor pertambangan dan energi serta berbagai jasa pendukungnya.

Ketika itu, Soebianto, Direktur Utama TRAM, mengungkapkan,” Diversifikasi bisnis tersebut bertujuan untuk meningkatkan kinerja perseroan serta memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham perseroan.”

Ketika merambah masuk ke bisnis baru tersebut, manajemen TRAM berencana mengakuisisi dua perusahaan tambang yang diharapkan menjadi awal bagi perseroan di dalam menerapkan strategi pertumbuhan yang dapat memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.

Adapun dua perusahaan tambang yang bakal diakuisisi TRAM adalah PT Gunung Bara Utama (GBU) dan PT SMR Utama Tbk (SMRU). Kedua perusahaan tersebut adalah perusahaan pertambangan batu bara.

Rencana bisnis manajemen TRAM tersebut disambut baik pelaku pasar. Menurut data BEI, harga TRAM pada November 2017, terutama setelah RUPSLB, ditransaksikan pada kisaran Rp143-177 per unit. Volume transaksi harian tertinggi tercatat 366 juta unit, dimana investor asing melakukan aksi beli harian tertinggi sebanyak 3,09 juta unit.

Harga TRAM pada Desember 2017 mengalami pemulihan. Itu terlihat dari data BEI yang menginformasikan kisaran harga TRAM bertambah lebar, yaitu berada di kisaran Rp142-204 per unit. Volume transaksi harian tertingginya sempat mencapai 1,02 miliar unit saham. Sementara investor asing melakukan aksi beli harian tertinggi sebanyak 5,95 juta unit saham.

Sepanjang periode 2-25 Januari 2018, harga TRAM berada di kisaran Rp184-316 per unit. Volume transaksi harian tertingginya tercatat sebanyak 1,10 miliar unit dengan volume pembelian harian tertinggi yang dilakukan investor asing sebanyak 11,87 juta unit.

Dengan mengamati kenaikan harga TRAM yang diikuti oleh peningkatan volume transaksinya, maka dapat disimpulkan bahwa saham tersebut memiliki likuiditas yang memadai sehingga banyak pelaku pasar yang mentransaksikannya, baik untuk berinvestasi ataupun sekadar untuk meraih untung dari pasar modal Indonesia. (AS)

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads