Bursa Efek Indonesia Diharapkan Tetap Dapat Memobilisasi Dana Strategis untuk Bisnis

Dian Ardiansyah Feb 8, 2018 0 Comments
Bursa Efek Indonesia Diharapkan Tetap Dapat Memobilisasi Dana Strategis untuk Bisnis

Jakarta, BisnisPro.Id – Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah sebuah lembaga yang kegiatannya dihidupkan kembali pada 30 Agustus 1977 untuk memobilisasi dana berbagai perusahaan Indonesia di masa depan.

Dalam perjalanannya, BEI berkembang sangat pesat. Itu dapat terlihat dari nilai kapitalisasi pasar yang melonjak pesat dari Rp24,4 triliun pada 1992 menjadi Rp7.052 triliun pada 2017. Perlu diketahui bahwa 1992 tersebut adalah tahun dimana BEI mengalami privatisasi.

Demikian diungkapkan Tito Sulistio, Direktur Utama BEI, dalam sebuah presentasi yang dilakukan dalam acara Anugerah Apresiasi Karya Alumi UI di Aula IMERI FK Universitas Indonesia, Rabu (07/02/2018).

“Jika dibandingkan dengan perbankan yang pada 1992 beraset Rp178,4 triliun dan meningkat menjadi Rp7.222 triliun pada 2017, maka perkembangan BEI terlihat sangat mumpuni untuk terus diandalkan dalam melayani pengadaan dana strategis bagi pengembangan usaha berbagai perusahaan kedepan,” papar Tito.

Demikian pula dengan total nilai outstanding obligasi di BEI yang pada 2008 baru mencapai Rp5987 triliun. Akan tetapi, nilai tersebut terus meningkat cepat hingga mencapai Rp2.847 triliun pada 2017.

Tito mengemukakan, data-data tersebut membuktikan bahwa keputusan pemerintah terdahulu untuk menghidupkan kembali kegiatan BEI adalah sangat tepat. Apalagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI yang semula berada di posisi 274,24 ketika diprivatisasi pada 1992, kini menjadi 6.605,63 pada 31 Januari 2018. Itu artinya mengalami lonjakan 2.309%.

“Itu mengindikasikan BEI memberikan return yang cukup tinggi bagi para investor saham. Karena itu, saya suka heran, kenapa masih ada saja orang kita yang mau berinvestasi di luar negeri. Padahal return yang ditawarkan BEI begitu sangat baik,” tutur Tito.

Total mobilisasi dana di pasar modal Indonesia hingga 2017 tercatat sebesar Rp803 triliun. Itu terdiri dari dana yang dimobilisasi melalui Penawaran Umum Perdana Saham (PUPS), Penawaran Umum Terbatas dan penerbitan waran.

Saat ini, BEI memiliki 29 kantor perwakilan di seluruh Indonesia dengan enam pusat informasi mengenai PUPS. Disamping itu, BEI juga memiliki 330 galeri investasi yang tersebar di 317 universitas di Indonesia serta 368 komunitas investor di seluruh Indonesia.

Hingga 2016, total perusahaan publik yang mencatatkan sahamnya di BEI mencapai 537 perusahaan dengan total karyawan sebanyak 1,78 juta orang. Pada 2004, total emiten BEI baru sebanyak 331 perusahaan dengan total karyawan 963.000 orang. Itu artinya, jumlah karyawan perusahaan publik tersebut rata-rata tumbuh 5,3% per tahun.

“Bahkan, perkembangan transaksi di BEI tersebut memberikan kontribusi sebesar Rp115 triliun bagi penerimaan pajak negara pada 2016. Nilai tersebut adalah 11% dari total penerimaan pajak negara pada 2016 yang bernilai total Rp1.285 triliun,” tukas Tito.

Dari data-data tersebut terlihat bahwa pencapaian pasar modal Indonesia hingga kini terus mengalami peningkatan yang signifikan. Itu menandakan bahwa iklim investasi di dalam negeri Indonesia hingga kini masih aman dan menjanjikan. (AS)

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads