Fokus ke Masa Depan ESG, Pertamina Ingin Bisnis Berkelanjutan

Muhammad Kemal Farezy Dec 6, 2021 0 Comments
Fokus ke Masa Depan ESG, Pertamina Ingin Bisnis Berkelanjutan

Jakarta, BisnisPro.id – PT Pertamina (Persero) menegaskan komitmennya dalam membangun bisnis berkelanjutan berbasis prinsip-prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (Environmental, Social and Governance/ESG). Hal ini terlihat dari berbagai inisiatif yang tengah dijalankan perusahaan.

Di bidang lingkungan, Pertamina fokus mengatasi perubahan iklim, mengurangi jejak karbon, dan melindungi keanekaragaman hayati. Dalam hal ini, Pertamina menjalankan sejumlah inisiatif dalam rangka mendukung upaya pemerintah menurunkan emisi karbon dan mengakselerasi transisi energi.

Salah satunya, perseroan menargetkan kapasitas pembangkit listriknya yang bersumber dari energi baru terbarukan naik menjadi 10 gigawatt (GW) pada 2026. Inisiatif lainnya, perseroan juga mengembangkan proyek penangkapan dan pemanfaatkan kembali emisi karbon (carbon capture utilization and storage/CCUS) di Lapangan Sukowati dan Gundih. Efisien energi juga terus dilakukan di mana pada tahun lalu, perseroan mencatatnya efisiensi sebesar 92,57 gigajoule (GJ).

Perseroan menargetkan dapat menurunkan emisi hingga 30% pada 2030, jika dibandingkan pada 2010 silam. “Target kami, Pertamina sebagai perusahaan energi di Indonesia dapat berkontribusi lebih banyak dalam menekan emisi karbon di dunia untuk mengatasi perubahan iklim,” kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam keterangan tertulis.

Terkait perlindungan keanekaragaman hayati, Pertamina terlibat dalam pelestarian 87 spesies hewan endemik yang sebagian besar dalam kondisi kritis, seperti Gajah Sumatera, Monyet Yaki, Owa Jawa, dan Elang Bondol. Selain itu, perseroan juga melakukan konservasi 52 jenis tumbuhan endemik, di antaranya Anggrek Bulan Sumatera, Pohon Tarap Kalimantan, Kantong Semar Sumatera, dan berbagai jenis Mangrove.

Untuk aspek sosial, Pertamina fokus pada lima aspek, yaitu kesehatan dan keamanan, pencegahan kecelakaan, rekrutmen karyawan, pengembangan dan retensi, inovasi dan riset. Salah satu inisiatif yang telah dijalankan yakni vaksinasi Covid-19 bagi seluruh karyawan Pertamina. Perusahaan juga menargetkan 250 jam pelatihan per karyawan per tahun, di mana telah terealisasi 2,5 juta jam belajar pada tahun lalu.

BUMN energi ini juga aktif menjalankan sejumlah program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL), yaitu Pertamina Cerdas, Pertamina Sehat, Pertamina Hijau dan Pertamina Berdikari. Perseroan juga telah menggelar Pertamina SMEXPO sebagai wadah pengembangan usaha mikro dan kecil (UMK) dalam menggunakan marketplace untuk meningkatkan jangkauan pasar. Dalam gelaran ini, UMK dapat mengikuti Business Matching dan Coaching Session untuk meningkatkan daya saing.

Terkait tata kelola, Pertamina fokus pada keamanan siber dan corporate ethics. Menurut Nicke, Pertamina telah mendeklarasikan Piagam New Pertamina Clean, sebuah komitmen untuk menjaga integritas dan transparansi perusahaan dan implementasi ISO 37001:2016 tentang Sistem Manajemen Anti Penyuapan. Piagam yang sejalan dengan tata nilai Clean Pertamina ini diteken oleh seluruh jajaran dewan direksi dan dewan komisaris.

“New Pertamina Clean ini diharapkan dapat dijalankan menjadi budaya dan values baru untuk memperkaya, dan menyempurnakan insan Pertamina yang berintegritas, bersih dan transparan,” tegas Nicke.

Inisiatif Energi Terbarukan
Dalam rencana jangka panjang perusahaan (RJPP), Pertamina telah menetapkan target porsi bauran energi baru terbarukan sebesar 31% pada 2050. Untuk itu, perseroan mencanangkan delapan inisiatif energi baru terbarukan.

Pertama, perseroan akan meningkatkan kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) miliknya dari 672 megawatt (MW) pada 2020 menjadi 1.128 MW pada 2026.

Berikutnya, perusahaan akan mengembangkan hidrogen hijau dengan memanfaatkan listrik panas bumi yang diproduksi sendiri dengan total potensi 8.600 kilogram hidrogen per hari.

Ketiga, Pertamina berpartisipasi dalam joint venture (JV) Indonesian Battery Company yang akan memproduksi baterai 140 gigawatt hour (GWh) pada 2029 dan mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik, termasuk bisnis pengisian ulang dan penukaran baterai. Kemudian, BUMN energi ini akan membangun pabrik metanol untuk gasifikasi berkapasitas 1.000 kilotonnes per annum (KTPA) dengan target operasi pada 2023. Selain itu, akan dibangun kilang ramah lingkungan (green refinery) berkapasitas 6-100 KTPA pada 2025.

Keenam, perseroan akan meningkatan kapasitas pembangkit bersih pada 2026, terdiri atas biomassa dan biogas 153 MW, bio blending solar dan bensin, biocrude dari alga, dan etanol 1.000 KTPA dengan target operasi pada 2025. Ketujuh, perusahaan akan menerapkan circular carbon economy di beberapa daerah, di antaranya dengan melakukan recycle untuk biomassa dan biogas, reduce lewat pengembangan panel surya, kendaraan listrik, dan LNG bunkering, serta reuse melalui pemanfataan CO2 untuk pengurasan minyak dan metanol.

Terakhir, Pertamina membangun pabrik dimetil eter (DME) berkapasitas 5.200 KTPA yang ditargetkan beroperasi pada 20205, serta meningkatkan kapasitas pembangkit energi terbarukan pada periode 2020-2026 yang mencakup energi surya dengan kapasitas hingga 910 MW, bayu 225 MW, dan hidro 200-400 MW. Panel surya akan dipasang di seluruh wilayah operasi Pertamina dan 5.000 SPBU.

“Pertamina memiliki komitmen kuat pada pengembangan energi baru terbarukan. Dalam RJPP, Pertamina telah menetapkan target energi baru terbarukan, yang pada 2030 porsinya mencapai 17%. Dengan 8 inisiatif tersebut, kami yakin target dapat tercapai,” pungkas Nicke.

Sumber : Investor Daily

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads