Hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan Berpotensi Alami Aksi Ambil Untung 

Jakarta, BisnisPro.Id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan hari ini diperkirakan cukup sulit untuk kembali menyentuh titik tertinggi 6.686, sehingga pelaku pasar disarankan agar mewaspadai terjdinya aksi ambil untung (profit taking).

“IHSG pada perdagangan har ini tampaknya kesulitan untuk mengalami rebound dari posisi terendah 6.515 akibat koreksi yang dialami beberapa saat lalu dari posisi titik tertinggi 6.686,” ujar Yuganur Wijanarko, analis PT KGI Sekuritas Indonesia, Senin (05/02/2018),

Yuganur menyarankan agar para pelaku pasar jangan terlalu agresif untuk melakukan aksi beli pada saat ini. Mereka disarankan untuk menunggu terjadinya aksi ambil untung yang diprediksi bakal terjadi pada perdagangan hari ini.

Yuganur mengemukakan, jika aksi ambil untung itu terealisasi, maka para pelaku pasar baru dapat memanfaatkan kondisi tersebut untuk mengakumulasi saham-saham, terutama yang berkapitalisasii besar (bluechips) serta saham-saham lapis kedua (secondliners) pilihan.

Yuganur merekomendasikan BELI saham-saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Indika Energy Tbk (INDY) dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

“ASII dan PGAS masing-masing berpotensi bakal ditransaksikan pada kisaran harga Rp8.800-8.900 per unit dan Rp2.550-2.650 per unit,” ungkap Yuganur.

Yuganur menuturkan, ASII boleh diakumulasi pada rentang harga Rp8.475-8.375 dan PGAS di kisaran Rp2.250-2.150 per unit. Tetapi jika ASII telah menyentuh harga Rp8.175 dan PGAS di Rp2.020, maka kedua saham lebih baik dihindari.

Sementara itu, demikian Yuganur, INDY dan WIKA masing-masing boleh diakumulasi pada kisaran harga Rp4.250-4.150 per unit dan Rp1.950-1.850 per unit. Pasalnya, INDY diprediksi bakal ditransaksikan pada rentang harga Rp4.580-4.680 per unit dan WIKA di kisaran Rp2.130-2.230 per unit.

“Tetapi, jika harga INDY mencapai Rp4.070 per unit dan WIKA sebesar Rp1.790 per unit, maka kedua saham tersebut lebih baik kembali dijual untuk menghindari kerugian lebih lanjut,” pungkas Yuganur. (AS)