Perang Dagang Berefek Kepada Rupiah

Dian Ardiansyah Apr 4, 2018 0 Comments
Perang Dagang Berefek Kepada Rupiah

Jakarta, BisnisPro.Id – Nilai tukar rupiah diproyeksi masih akan tertekan akibat tekanan perang dagang. Kemarin rupiah ditutup melemah tipis 0,08 persen ke level Rp 13.764 per dollar AS. Sementara itu, kurs rupiah di Jakarta Inderbank Spot Dollar Rate (JISDOR) terkoreksi 0,11% ke posisi Rp 13.765 per dollar AS. Kebijakan China memberlakukan tarif impor atas 128 produk asal Amerika Serikat (AS) menjadi sebab melemahnya mata uang rupiah.
Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong mengatakan, potensi perang dagang ini memicu kekhawatiran di beberapa negara, seperti Australia dan Indonesia, yang merupakan mitra dagang utama China. Sementara itu dari dalam negeri belum ada sentimen lain yang bisa mendorong nilai tukar rupiah bergerak menguat.
Ahli ekonomi Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengungkapkan, pelaku pasar kini masih menanti pengumuman angka cadangan devisa Indonesia. Diharapkan, sentimen cadangan devisa dapat menggerakkan pasar dan membuat rupiah kembali menguat. Dari eksternal, pelaku pasar masih menanti pengumuman indeks belanja sektor manufaktur di Eropa serta perkembangan perang dagang antara AS dan China.
“Selain itu perlu diperhatikan kondisi di bursa AS,” kata David, Selasa (3/4).
Dirinya memprediksi, hari ini rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp 13.730–Rp 13.870 per dollar AS. Sedangkan Lukman memprediksi, nilai tukar nilai tukar mata uang Garuda hari ini akan bergerak dalam rentang Rp 13.750–Rp 13.800 per dollar AS.

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads