Tarif KRL Jabodetabek Akhirnya Tidak Jadi Naik

Tangerang, BisnisPro.id – Dilansir dari laman resmi Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), pihaknya menjamin bahwa tidak akan ada penyesuaian (kenaikan) tarif Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek hingga akhir tahun 2022.

Risal Wasal selaku Plt. Direktur Jenderal Perkeretaapian menginformasikan kepada masyarakat agar tidak perlu risau terkait isu negatif rencana penyesuaian tarif KRL Jabodetabek. Pemerintah saat ini melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementrian Perhubungan (Kemenhub) masih terus membahas ulang terkait besaran tarif yang akan naik pada tahun depan..

“Ini dilakukan agar tidak memberatkan masyarakat dan tidak terlalu membebankan anggaran PSO. Semoga tahun depan akan ada kabar baik mengenai tarif KRL ini,” ungkap Risal.

Dirinya mengatakan pihaknya sedang melakukan kajian tentang penetapan tarif terbaru tersebut memang memerhatikan tingkat daya beli masyarakat saat ini untuk membayar tarif KRL, sekaligus mempertimbangkan beban operasional KRL yang menggunakan subsidi Public Service Obligation (PSO).

“Peningkatan tarif operasional KRL Jabodetabek selalu dan pasti terjadi setiap tahunnya, sehingga membuat beban PSO terus meningkat untuk menstabilkan tarif KRL ini,” kata Risal menambahkan.

Risal menjelaskan faktor yang menyebabkan peningkatan tarif operasional KRL Jabodetabek selalu terjadi akibat inflasi ekonomi yang menyebabkan terjadinya naiknya biaya-biaya lainnya yang dibutuhkan. Hal ini menyebabkan subsidi PSO terus membengkak dan menjadi tidak efisien terhadap upaya pembangunan transportasi umum yang masih terus berlangsung.

Risal berpendapat, naikknya anggaran yang dialokasikan ini akan lebih produktif jika dialokasikan untuk pembangunan prasarana dan konsep pelayanan prima perkeretaapian di seluruh Indonesia.

“Tarif KRL hari ini adalah hasil hitung-hitungan pada 2015, tentu sudah tidak relevan dengan hitungan hari ini. Namun kami memahami bahwa ekonomi masyarakat sangat terdampak dengan adanya pandemi, sehingga kajian lebih lanjut masih kami lakukan untuk menimbang penyesuaian tarif ini,” Pungkas Risal.