Toyota Indonesia Punya ‘Obat’ Hadapi Rupiah Melemah

Dian Ardiansyah Sep 6, 2018 0 Comments
Toyota Indonesia Punya ‘Obat’ Hadapi Rupiah Melemah

Jakarta – Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) belum terlalu panik menghadapi rupiah melemah nyaris Rp15 ribu per dolar Amerika Serikat. Produsen yang baru saja meresmikan pencapaian ekspor 1 juta unit itu sudah punya ‘obat’ yaitu tingkat kandungan lokal yang tinggi.

Model kendaraan produksi TMMIN memiliki kandungan lokal hingga 94 persen. Angka itu menandakan sebesar 94 persen komponen kendaraan produksi TMMIN dibeli dari pemasok lokal tier 1.

Selain tingkat kandungan lokal, ada lagi takaran true localization yang menandakan tingkat kandungan lokal pada industri tier 1. Semakin tinggi, berarti produksi komponen tier 1 kebanyakan mengambil bahan baku lokal dari tier 2.

Usai seremoni pencapaian ekspor 1 juta unit di Jakarta, Rabu (5/8), Presiden Direktur TMMIN Warih Andang Tjahjono menjelaskan true localization saat ini sudah sekitar 70 persen. Dia menargetkan akan naik sampai 80 persen pada 2020.

“Tadi saya sampaikan ke Presiden [hadir saat peresmian] tentang true localization, terutama untuk substitusi impor. Misalnya kerja sama dengan Krakatau Steel, Chandra Asri, Inalum, dan sebagainya. Dengan usaha-usaha tersebut diharapkan ada usaha untuk mengurangi impor, sehingga kita bisa menahan devisa,” ucap Warih.

Dalam ekosistem pabrik produksi kendaraan, salah satu bagian yang kena imbas paling besar bila rupiah anjlok adalah para pemasok komponen yang masih memanfaatkan bahan baku impor.

Warih menyampaikan, rupiah anjlok begitu dalam mempengaruhi industri komponen tier 2 dan tier 3. Pada level itu sebagian masih menggunakan material impor.

“Kita ada 140 rantai pasokan, kecil-kecil itu. Bagi tier 2 dan tier 3, material itu seperti fix cost. Berat sekali bagi mereka. Tough. Itu kewajiban kita sebagai salah satu industri otomotif membantu mereka kesulitannya apa. Meningkatkan produktivitas, atau meningkatkan industri hulu, itu harus kita kerja,” ucap Warih.

Edward Otto Kanter, Wakil Presiden Direktur TMMIN, menjelaskan, kondisi pelemahan rupiah belum berpengaruh pada jangka pendek. Namun bila berlangsung terlalu lama, butuh respons penyesuaian.

Saat ini, jelas Edward, TMMIN juga berusaha mengatasi gejolak rupiah dengan efisiensi teknis operasional pabrik.

“Dia (pekerja) bisa jadi lebih mudah kerja, berarti lebih cepat. Kami juga coba teknologi ramah lingkungan sekaligus lebih efisien energinya,” ucap Edward.

Menurut Edward, pada saatnya nanti total biaya produksi kendaraan TMMIN bakal naik jika rupiah tidak bisa melawan balik. Ujung-ujungnya harga jual produk pabrik ke Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) juga bisa terkoreksi.

“Saat ini kami tutupi pakai aktivitas, kami tahan lah,” ujar Edward. [mik]

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads