Waskita Bertekad Turunkan Utang Hingga Rp 11,5 Triliun Tahun ini

Muhammad Kemal Farezy Nov 17, 2021 0 Comments
Waskita Bertekad Turunkan Utang Hingga Rp 11,5 Triliun Tahun ini

Jakarta, BisnisPro.id – PT Waskita Karya Tbk (WSKT) menargetkan tahun ini bisa menurunkan beban utang sebesar Rp 11,5 triliun dari total utang sekitar Rp 90 triliun. Disiplin dalam mencetak keuntungan menjadi kunci perseroan agar kembali pada posisi ideal.

“Jadi memang ada proses kreatif yang harus kita jalankan. Pada kuartal II-2021, kita sudah menurunkan utang sekitar Rp 7,5 triliun. Kita targetkan akhir Desember 2021 turun lagi sekitar Rp 4 triliun. Jadi, kalau seluruh program jalan, sekitar Rp 11,5 triliun kita bisa turunkan sampai akhir tahun,” jelas Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Waskita Karya Taufik Hendra Kusuma, Selasa (16/11).

Dengan begitu, lanjut Taufik, profil neraca perseroan akan menurun. Di sisi lain, Waskita juga akan memperoleh tambahan fasilitas bank yang akan net off, lantaran utang bank tersebut ditarik perseroan untuk kebutuhan modal kerja seperti membayar vendor, mencetak barang produksi, dan lain-lain.

Penurunan utang ini merupakan target perseroan dalam jangka pendek. Pun, dengan tahun depan, Waskita masih akan fokus menurunkan utang sampai pada posisi ideal. Menurut Taufik, posisi utang emiten konstruksi yang ideal itu berada di level Rp 30 triliun sampai Rp 40 triliun yang ditopang dengan order book dan pendapatan yang stabil.

Artinya, dengan posisi utang Waskita yang saat ini mencapai Rp 90 triliun, perusahaan plat merah ini masih perlu menekan utang secara gradual sebanyak Rp 50 triliun. Sekalipun memperoleh dukungan pemerintah (government support) seperti Penyertaan Modal Negara (PMN), Waskita tidak boleh menggunakannya untuk membayar utang. “Government support tidak boleh untuk bayar utang. Itu pelanggaran. Jadi, hanya boleh digunakan untuk modal kerja atau investasi guna menghasilkan margin,” terang Taufik.

Karena itu, Waskita telah membuat modelling yang menargetkan perusahaan mencapai posisi ideal pada 2025 atau 2026, sehingga dibutuhkan disiplin yang tinggi dalam mencetak keuntungan agar tetap stabil atau paling tidak mencapai target minimum.

Di atas kertas, hal itu memang terdengar mudah. Namun, secara praktik Taufik mengakui, sangat berat terutama di biaya konstruksi. Soalnya, pekerjaan di lapangan harus berjalan tepat waktu. Jika terlambat tentu akan berdampak pada ongkos. “Jadi, ini memang kerja besar dan akan membuat perubahan budaya di Waskita. Itulah yang diharapkan para pemegang saham dalam hal ini pemerintah,” tuturnya.

Pertahankan Dua Ruas

Pada kesempatan tersebut, Taufik juga menyampaikan, perseroan bakal melepas satu ruas tol hingga akhir tahun ini. Seperti diketahui, sampai Oktober 2021, perseroan telah menyelesaikan divestasi sebanyak empat ruas yaitu Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, Tol Semarang-Batang, Tol Cinere-Serpong, dan Tol Cibitung-Cilincing.

“Kita kejar satu lagi. Mudah-mudahan bisa selesai. Ini sebenarnya lebih ke selesai tidak di 31 Desember 2021. Karena kita sudah sepakat, cuma kalau tidak bisa selesai di 31 Desember berarti masuk tahun depan. Selain itu, masih ada sekitar 3 ruas lagi yang sudah masuk di pipeline,” kata dia.

Taufik memastikan, divestasi ruas tol akan terus berlanjut sampai 2025. Prinsipnya, divestasi dilakukan jika sudah ada investor yang berminat. Sebab, proses divestasi dapat berjalan apabila progress konstruksi sudah terpenuhi. Karena itu, ia menekankan, perlu strategi yang disiplin.

“Jadi, dari modelling yang kita buat, hanya ada dua ruas yang akan dipertahankan. Pertama, ruas Tol Kayu Agung-Palembang. Kemudian ruas Tol Kuala Tanjung- Tebing Tinggi-Parapat. Tapi, di ruas Kuala-Tanjung ini posisi perseroan minoritas. Karena Tol Trans Sumatera merupakan core area Hutama Karya. Jadi, kita akan terdilusi. Tapi kalau Palembang memang dipertahankan dulu,” ujarnya.

Sumber : Investor Daily

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads