5 Kesalahan Keuangan yang Harus Dihindari Generasi Millenial
Oleh: Ila Sean|Covesia
Pernah mendengar istilah generasi millennial? Bagi yang belum mengetahuinya, definisi singkatnya mereka adalah generasi yang lahir antara tahun 1982 sampai 1992. Dengan kata lain, orang-orang tersebut semuanya masih berusia muda antara 20-30 tahunan dan masih membutuhkan banyak pengalaman dalam hidupnya.
Banyak yang menganggap, karena usia yang masih tergolong muda, generasi millennial justru cenderung dianggap konsumtif dan tak suka bekerja keras. Setujukan anda?
Ketika generasi Milenial terus bergerak lebih jauh ke masa dewasa, keuangan mulai menjadi pusat perhatian dalam hidup mereka. Dikutip covesia.com dari berbagai sumber, berikut beberapa cara yang bisa anda lakukan untuk menghindari kesalahan mengatur keuangan dan memposisikan diri anda untuk pertumbuhan keuangan.
1. Tak memiliki tabungan darurat
Kesalahan pertama dalam manajemen keuangan yang perlu dihindari adalah tidak memiliki tabungan darurat. Tidak sedikit orang yang melakukan hal ini. Mereka selalu menghabiskan pendapatan yang diperolehnya tanpa terpikir menyisihkannya sebagian untuk tabungan darurat. Perilaku konsumtif memang wajar karena manusia memang membutuhkan beberapa kebutuhan untuk hidup.
Namun karena manusia juga memiliki masa depan yang juga perlu diperhatikan, maka memiliki tabungan darurat merupakan hal yang efektif untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk di masa depan yang masih penuh misteri.
Maka dari itu usahakan sebisa mungkin untuk sisihkan pula sejumlah uang tiap bulannya di rekening dana darurat tersebut. Sebaiknya, buat tabungan darurat di rekening yang terpisah dengan rekening pengeluaran sehari-hari untuk konsumsi.
2. Mengabaikan rencana pengeluaran bulanan
Dalam memenuhi kebutuhan hidup, anda sebaiknya membuat perencanaan pengeluaran untuk konsumsi setiap bulannya. Sayangnya ternyata masih banyak yang tidak memperdulikan hal ini.
Mereka mengabaikannya sehingga pada akhirnya pengeluaran bulanan mereka pun kerap lebih besar dari pendapatannya, bahkan menimbulkan utang.
Tentunya hal ini bukanlah sebuah manajemen keuangan yang baik. Sebaiknya, setelah menerima pendapatan kita harus membuat rencana pengeluaran di awal bulan. Dengan cara ini, kita bisa menghitung berapa banyak uang yang harus kamu pisahkan untuk membayar tagihan, utang, kartu kredit, biaya hidup dan biaya lainnya.
3. Malas melakukan hal sederhana
Manajemen keuangan yang sukses bisa dimulai dari hal-hal kecil seperti berhemat dengan membeli sesuatu yang diperlukan bukan yang diinginkan. Namun sayangnya banyak orang yang masih saja tidak memperdulikan dampak yang terjadi dengan memenuhi semua keinginan mereka. Maka dari itu cobalah menahan diri dan tidak menuruti semua keinginan dari hawa nafsu yang ada.
Belilah sesuatu yang memang benar-benar sedang anda butuhkan. Menyiapkan makanan sendiri dibandingkan membeli juga merupakan langkah kecil dalam berhemat yang bisa dilakukan untuk membuat manajemen keuangan yang baik dan sukses.
4. Penggunaan kartu kredit yang tak terkendali
Penggunaan kartu kredit juga bisa berakibat fatal pada perencanaan keuangan bila tak digunakan secara bijak. Memiliki kartu kredit memang seringkali membuat kita terlena dengan membeli barang-barang tanpa terkontrol.
Kalau begitu apakah kita tidak boleh menggunakan kartu kredit? Tidak juga demikian, kartu kredit diciptakan memang untuk meringankan beban pengeluaran seseorang.
Namun untuk mengefektifkan penggunaannya, anda memang dituntut untuk bijak dalam menggunakannya. Kita bisa menerapkan penggunaan kartu kredit dengan bijak ini dalam berbagai cara seperti memanfaatkan promo tertentu atau fasilitas cicilan 0%.
Agar terhindar dari jebakan utang kartu kredit, kamu bisa mulai mencatat penggunaan kartumu tiap bulannya dan membuat batas penggunaan kartu. Jika batas penggunaan sudah terlampaui, tinggalkan kartu kreditmu di rumah agar tidak digunakan lagi.
5. Kesalahan Manajemen Keuangan: Takut Berinvestasi
Terakhir, kesalahan dalam manajemen keuangan yang perlu dihindari adalah takut berurusan dengan investasi. Mendengar kata investasi memang akan langsung terasosiasikan dengan mengeluarkan uang secara sia-sia. Meskipun bernada investasi atau menciptakan peluang di masa depan, kebanyakan orang masih takut untuk melakukannya.
Kerugian adalah hal yang seringkali muncul dari alasan takutnya orang-orang berinvestasi. Padahal jika kita melakukan riset dan survey terlebih dahulu secara mendalam maka investasi akan membuat keuangan lebih sehat dan terhindar dari perilaku konsumtif. []
No Comments