Adhi Karya Group IPO, Alokasikan Sejumlah Dana

Muhammad Kemal Farezy Nov 10, 2021 0 Comments
Adhi Karya Group IPO, Alokasikan Sejumlah Dana

Jakarta, BisnisPro.id – Masuknya dana pembayaran sejumlah proyek yang dituntaskan akhir tahun ini bakal menjadi katalis positif bagi kinerja PT Adhi Karya Tbk (ADHI). Perseroan juga bakal diuntungkan dari penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham anak usahanya, PT Adhi Commuter Properti (ADCP).  

Namun, lambannya pemulihan kinerja keuangan Adhi Karya yang terlihat dari rendahnya realisasi kontrak baru sampai September 2021 bisa menjadi tekanan terhadap perseroan. Dengan realisasi kontrak baru Rp 11,3 triliun hingga kuartal III-2021, Adhi Karya diperkirakan tidak bisa memenuhi target kontrak baru yang telah ditetapkan pada awal tahun.

Analis Samuel Sekuritas Andreas Kristo mengungkapkan, pemodal patut mencermati keinginan Adhi Karya untuk menggelar IPO saham Adhi Commuter Properti pada kuartal terakhir tahun ini. Apalagi, IPO saham ini menargetkan dana hingga Rp 1,7 triliun. Sebanyak 80% dari raihan dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan dan sisanya bayar utang.

“Kami memperkirakan kinerja ADCP cenderung meningkat ke depannya, seiring dengan mulai dioperasikannya proyek LRT Jabodebek fase I dan didukung pemulihan ekonomi. Hal tersebut bisa menjadi sentimen positif terhadap induknya, Adhi Karya,” tulis dia dalam risetnya.

Mengenai kontrak baru, perseroan telah merealisasikannya senilai Rp 11,3 triliun hingga September 2021. Jika raihan tersebut ditambah dengan perkiraan nilai kontrak baru yang bisa dimenangi pada kuartal IV-2021 senilai Rp 12 triliun, maka target kontrak baru yang ditetapkan manajemen di awal tahun kemungkinan tidak tercapai.

“Dengan mempertimbangkan nilai tender yang sedang diikuti perseroan berkisar Rp 30 triliun dan sejumlah tender proyek pemerintah yang digelar kuartal terakhir tahun ini, kami memilih untuk memangkas turun target kontrak baru perseroan tahun ini dari Rp 25 triliun menjadi Rp 23 triliun,” jelas Andreas.

Sebab itu, Samuel Sekuritas merevisi turun target kontrak baru dan kinerja keuangan Adhi Karya pada 2021-2022. Target kontrak baru tahun ini direvisi turun dari Rp 25 triliun menjadi Rp 23 triliun.

Revisi turun tersebut berimbas terhadap pemangkasan target peningkatan pendapatan dari Rp 13,85 triliun menjadi Rp 12,19 triliun.

Begitu juga dengan perkiraan laba bersih dipangkas dari Rp 368 miliar menjadi Rp 107 miliar.

Samuel Sekuritas juga merevisi turun target kontrak baru Adhi Karya tahun 2022 dari Rp 32 triliun menjadi Rp 27,6 triliun, sehingga total kontrak yang dipegang dipangkas dari Rp 63 triliun menjadi Rp 60,24 triliun. Perkiraan pendapatan juga direvisi turun dari Rp 17,64 triliun menjadi Rp 13,85 triliun.

Sedangkan ekspektasi laba bersih dipangkas dari Rp  673 miliar menjadi Rp 209 miliar. Terkait progres pengerjaan proyek LRT Jabodebek fase I, dia menyebutkan bahwa telah mencapai 85,8% hingga September 2021 dan ditargetkan tuntas pada kuartal IV tahun ini.

Sedangkan proyek LRT fase II diperkirakan dibuka setelah selesai evaluasi proyek LRT fase I.

“Kami berpendapat bahwa Adhi Karya memiliki peluang terbesar untuk mendapatkan kontrak proyek LRT Jabodebek fase II dengan mempertimbangkan beberapa faktor, seperti selesainya konstruksi fase I, keterlibatan perseroan dalam pengembangan proyek TOD dan adanya spesifikasi di BUMN Karya. Hal ini bisa menjadi sentimen positif bagi perseroan ke depan,” terangnya.

Selain sentimen tersebut, Adhi Karya akan mendapatkan pembayaran proyek sekitar Rp 6 triliun pada kuartal IV-2021 yang bisa menjadi katalis positif terhadap pergerakan harga sahamnya. Pembayaran tersebut berasal dari  LRT Jabodebek fase I senilai Rp 2,5 triliun dan jalan tol Aceh-Sigli senilai Rp 2,2 triliun.

Hingga kini, perseroan telah meraih pembayaran sebanyak Rp 13,3 triliun dari total nilai kontrak Rp 23,3 triliun pada LRT fase I. Perseroan juga telah mendapatkan Rp 2,8 triliun dari proyek jalan tol Aceh-Sigli senilai Rp 2,8 triliun dari total kontrak Rp 7,7 triliun.

Berbagai faktor tersebut mendorong Samuel Sekuritas untuk mempertahankan rekomendasi beli saham ADHI dengan target harga direvisi turun dari Rp 1.800 menjadi Rp 1.420. Revisi turun sejalan dengan pemangkasan target kinerja keuangan perseroan tahun ini. Target tersebut juga merefleksikan perkiraan PE tahun ini sekitar 24,4 kali.

Sebelumnya, analis BRI Danareksa Sekuritas Maria Renata menyoroti peningkatan beban utang yang menjadi tantangan Adhi Karya. Berdasarkan data, DER perseroan meningkat menjadi 1,96 kali hingga Juni 2021. Sedangkan realisasi kinerja keuangan perseroan hingga akhir Juni masih belum sesuai harapan.

Adhi mencatatkan peningkatan total utang menjadi Rp 11 triliun hingga akhir Juni 2021 dibandingkan akhir Desember 2020 yang mencapai Rp 9,8 triliun. Peningkatan tersebut berimbas terhadap kenaikan DER perseroan menjadi 1,96 kali dibandingkan akhir tahun lalu yang masih sebesar 1,75 kali. Karena itu, BRI Danareksa Sekuritas memangkas proyeksi kinerja keuangan Adhi tahun 2021-2022.

Perkiraan laba bersih perseroan tahun ini direvisi turun dari Rp 433 miliar menjadi Rp 167 miliar. Begitu juga dengan perkiraan pendapatan direvisi turun dari Rp 13,99 triliun menjadi Rp 11,05 triliun. Tahun lalu, perseroan membukukan pendapatan dan laba bersih masing -masing Rp 19,7 triliun dan Rp 24 miliar.

Begitu juga dengan perkiraan laba bersih Adhi tahun 2022 direvisi turun dari Rp 648 miliar menjadi Rp 167 miliar. Sedangkan perkiraan pendapatan direvisi turun dari Rp 17,4 triliun dari perkiraan semula Rp 14,54 triliun.

Sumber : Investor Daily

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads