Harga Minyak Mentah Brent Dekati Posisi Harga Tertinggi pada 2015

Dian Ardiansyah Nov 1, 2017 0 Comments
Harga Minyak Mentah Brent Dekati Posisi Harga Tertinggi pada 2015

Jakarta, BisnisPro.Id – Harga minyak mentah Brent meningkat 22 sen, atau 0,36%, menjadi US$61,16 per barel pada perdagangan Rabu (01/11/2017) di pasar Asia dibandingkan dengan sesi perdagangan sebelumnya.

Posisi harga minyak mentah Brent tersebut mendekati posisi tertinggi US$61,41 per barel yang pernah dicapai pada dua tahun sebelumnya, tepatnya pada 2015.

Reuters di Singapura, Rabu (01/11/2017) melaporkan, harga minyak Brent tersebut melonjak 38% dibandingkan dengan posisi harga terendahnya pada 2017 di posisi US$44,32 per barel pada Juni lalu.

Kenaikan harga minyak Brent tersebut terdukung oleh langkah OPEC yang memperbaiki kepatuhannya terhadap kesepakatan pengurangan pasokan ke pasar seperti yang dijanjikannya. Rusia juga terlibat di dalam menjaga kesepakatan OPEC tersebut.

Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), naik 27 sen atau 0,5% menjadi US$54,65 per barel, sekaligus mendekati level tertinggi Februari. WTI melambung 30% sejak menyentuh posisi terendah 2017 pada Juni lalu di level US$42,04 per barel.

Kenaikan harga minyak mentah tersebut ditopang oleh upaya organisasi negara-negara eksportir minyak (OPEC) dan Rusia yang akan terus memangkas produksi sekitar 1,8 juta barel per hari (bph) untuk memperketat pasokan ke pasar yang akhirnya akan mendorong kenaikan harga minyak mentah global.

Produksi OPEC pada Oktober turun 80.000 bph menjadi 32,78 juta bph. Itu menunjukkan 92% tingkat kepatuhan OPEC terhadap janji pengurangan pasokan ke pasar minyak dunia. Rusia juga patuh untuk memangkas produksi 300.000 bph menjadi 11.247 juta bph.

Menurut data perdagangan pasar minyak global, pasokan minyak ke pasaran dunia mengetat pada triwulan keempat tahun ini. Itu mendorong peningkatan penggunaan cadangan bahan bakar.

Faktor-faktor yang mengganggu pasokan global adalah pertempuran di Irak dan badai pasir yang tengah dialami Amerika Serikat. Akibatnya, pasokan ke pasar minyak global mengetat dan kondisi itu diperkirakan bakal berlangsung hingga 2018. (AS)

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads