Harga Minyak Mentah Global Tetap Bertahan di Titik Tertinggi Sejak Juli 2015

Dian Ardiansyah Nov 2, 2017 0 Comments
Harga Minyak Mentah Global Tetap Bertahan di Titik Tertinggi Sejak Juli 2015

BisnisPro.Id – Setelah mencapai harga tertinggi dalam 2 tahun terakhir, harga minyak Brent ditutup turun 0,74% atau 45 sen menjadi US$60,49 per barel di pasar minyak global pada Rabu (01/11/2107) waktu New York atau Kamis (02/11/2017) waktu Indonesia bagian Barat.

Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate atau light sweet ditutup turun 0,15% atau 8 sen menjadi US$54,30 per barel. Kedua data harga minyak mentah tersebut dilaporkan oleh Reuters di New York.

Penurunan harga minyak mentah itu karena para pelaku pasar minyak global merespon data mingguan minyak Amerika yang menunjukkan bahwa penarikan cadangan minyak untuk dikonsumsi tidak sebesar yang dilaporkan oleh kelompok industri perdagangan.

Kendati ditutup turun, namun harga kedua minyak mentah tersebut tetap bertahan di tingkat tertinggi sejak Juli 2015. Pasalnya, pasokan global saat ini cenderung berkurang sehingga mendorong kenaikan permintaan terhadap kedua komoditas energi tersebut.

“Pasar minyak hari ini sedikit tertekan oleh aksi profit taking,” ujar Gene McGillian, Manajer Riset Pasar Tradition Energy, Rabu (01/11/2017), di Stamford, Connecticut, USA.

Kendati demikian, menurut McGillian, secara keseluruhan, pengurangan produksi OPEC yang akan terus berlanjut hingga 2018 dan peningkatan permintaan akan terus memperketat keseimbangan pasokan sehingga akan terus mendorong kenaikan harga.

Sementara itu, Badan Informasi Energi (Energy Information Agency/EIA) Amerika melaporkan, cadangan minyak mentah AS yang turun 2,4 juta barel pada pekan lalu sudah melampaui prediksi analis yang hanya sebanyak 1,8 juta barel.

Akan tetapi, data penurunan volume cadangan minyak mentah AS tersebut masih berada jauh dibawah proyeksi yang dikemukakan oleh American Petroleum Institute (API), yakni (Avrsebanyak 5,1 juta barel.

Carsten Fritsch, analis minyak di Commerzbank AG di Frankfurt, Jerman, menegaskan, penurunan harga minyak terjadi sejak EIA meluncurkan rilis laporan tersebut. Akan tetapi penurunan cadangan tersebut kurang signifikan dibandingkan proyeksi API.

Sebelum laporan EIA dirilis, harga Brent berada di level tertinggi sejak Juli 2015. Itu menunjukkan kepatuhan OPEC terhadap peningkatan pemangkasan produksi secara signifikan dan Rusia diperkirakan akan terus mendukung kesepakatan tersebut.

Kemarin, berbagai sumber OPEC di kawasan Teluk menandaskan, anggota OPEC kemungkinan akan terus melanjutkan pengurangan produksi minyak hingga 2018. Negara-negara anggota OPEC dijadwalkan bertemu di Wina pada 30 November 2017.

Pada Oktober 2017, produksi minyak OPEC turun 80.000 barel per hari (bph) menjadi 32,78 juta bph. Sedangkan Rusia diperkirakan akan memangkas produksinya sebesar 300.000 bph dari 11,247 juta bph yang dicapai pada Oktober 2016. (AS)

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads