Metro Pacific Investment Corporation Masuk ke Nusantara Infrastructure

Dian Ardiansyah Nov 9, 2017 0 Comments
Metro Pacific Investment Corporation Masuk ke Nusantara Infrastructure

Jakarta, BisnisPro.Id – Metro Pacific Investments Corporation (MPIC), perusahaan publik terkemuka Filipina, secara tidak langsung mengakuisisi saham milik Matahari Kapital Indonesia di PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) pada 3 November 2017.

Total saham yang diakuisisi MPIC tersebut mencapai sekitar 43,3% atau setara dengan 6,6 miliar unit saham dari seluruh saham yang diterbitkan META.

Akuisisi tersebut dilakukan MPIC melalui PT Metro Pacific Tollways Indonesia (MPTI), yaitu perusahaan yang secara tidak langsung dimiliki oleh Metro Pacific Tollways Corp (MPTC). Sementara itu, MPTC adalah anak usaha MPIC.

Masuknya MPIC ke META merupakan kerjasama investasi (investment partnership) yang bertujuan memperkuat pertumbuhan usaha yang selama ini dijalankan oleh META, yakni di sektor jalan tol, air, menara telekomunikasi, energi dan pelabuhan.

Muhammad Ramdani Basri, Chief Executive Officer (CEO) META, mengemukakan, pihaknya memperoleh kepercayaan dari mitra strategis untuk mengembangkan dan mempercepat pertumbuhan infrastruktur di Indonesia melalui investment partnership ini.

“Kami menyadari pentingnya partisipasi swasta dalam pembangunan infrastruktur, sehingga kami membuat model bisnis yang mampu menarik calon mitra strategis kami, khususnya investor asing,” papar Ramdani di Jakarta, Rabu (08/11/2017).

Ramdani juga menuturkan, langkah tersebut adalah komitmen META sebagai pihak swasta yang turut serta berkontribusi untuk mempercepat pembangunan infrastruktur Indonesia tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Kerjasama bisnis kali ini diharapkan dapat memperkuat posisi pasar perseroan serta mempercepat langkah pertumbuhan bisnis perseroan, khususnya dalam pengembangan bisnis jalan tol.

Seperti diketahui, pemerintah terus berupaya meningkatkan pembangunan infrastruktur. Itu terlihat dari alokasi pembiayaan infrastruktur dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang mencapai Rp6.780 triliun.

Menurut Bappenas, pembiayaan infrastrutktur yang dapat dipenuhi APBN hanya Rp1.000 triliun, APBD Rp500 triliun, BUMN dan swasta Rp210 triliun, Perbankan Rp500 triliun, Asuransi dan Dana Pensiun Rp60 triliun dan lembaga pembiayaan infrastruktur Rp500 triliun.

Dengan demikian, masih terdapat kekurangan dana sekitar Rp4.000 triliun untuk membiayai percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Kekurangan itu harus dipenuhi dari sumber pendanaan lainnya.

Sementara itu, Deden Rochmawaty, General Manager Corporate Affairs META, mengungkapkan, META berhasil melakukan sejumlah inovasi bisnis di beberapa lini usaha.

“Kemitraan ini adalah salah satu strategi investasi META untuk menciptakan pertumbuhan pendapataan dan laba di masa depan serta memperkuat posisi keuangan guna membiayai berbagai ekspansi usaha,” tutur Deden.

Deden menambahkan, kemitraan ini juga menjadi bukti nyata penerapan strategis yang dilakukan META untuk menciptakan peluang bisnis yang dapat dipercaya oleh para mitra strategis lokal maupun internasional.

Dalam mengembangkan ekspansi bisnisnya, META selama ini telah bermitra dengan Cap Asia, Providence Equity serta Nexco dan Jexway yang merupakan salah satu operator ruas tol terbesar di Jepang.

MPTC adalah perusahaan holding investasi dan infrastruktur terkemuka di Filipina yang memiliki kapitalisasi pasar sebesar 212,38 miliar PHP (Philippine Peso).

Disamping itu, MPTC juga adalah pengembang dan operator jalan tol di Filipina yang telah mengoperasikan ruas tol North Luzon Expressway sepanjang 84 kilometer (km), Subic-Clark-Tarlac Expressway (SCTEX) sejauh 94 km dan Cavite Expressway berjarak 14 km.

Kini, MPTC sedang mengembangkan ruas tol Cavite Laguna Expressway (GALAX) sepanjang 45 km, Cebu-Cordova Link Expressway (CCLEX) berjarak 8 km dan NLEX-SLEX Connector Road sejauh 8 km. (AS)

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads