Rhenald Kasali : Ritel Sudah Crowded

Dian Ardiansyah Nov 22, 2017 0 Comments
Rhenald Kasali : Ritel Sudah Crowded

Jakarta, BisnisPro.Id – Perpindahan kebiasaan belanja masyarakat Indonesia berujung pada tumbangnya beberapa ritel modern karena berbagai tantangan dalam hal penjualan.

Fenomena ini pun akhirnya dilihat oleh Pakar Manajemen dan juga Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI), Rhenald Kasali. Dirinya menilai bahwa ada beberapa sebab yang membuat ritel modern banyak tumbang di Kota besar seperti Jakarta.

Rhenald berpendapat bahwa sebab utamanya adalah ketatnya persaingan ritel modern pada saat ini di Ibu Kota.

“Ekonomi kita naik terus, digenjot terlalu cepat sehingga daya dukungnya makin terbatas karena ritel sudah terlalu crowded,” ujarnya.

Kendati demikian, hadirnya jual beli online diketahui masih sebesar 1% dari total transaksi jual beli di sektor ritel di Indonesia.

Nation-wide retail online hanya 1 persen dari total ritel, tapi ini kan fenomena megacity Jakarta. Di megacity ini diduga retail online sudah diatas 20 persen,” tambah Rhenald.

Rhenald lalu menjelaskan, faktor berikutnyanya adalah adanya perubahan daya dukung komunitas yang berubah.yang tadinya ritel modern dikelilingi oleh pemukiman dalam jarak tertentu namun sekarang pemukiman sudah mulai bergeser akibat ahli fungsi lahan menjadi pusat bisnis.

“Dulu ritel-ritel itu hidup disekitar pemukiman. Ritel menghitung ada berapa banyak yang tinggal dekat outlet yang akan dibuka itu dalam radius lima kilometer,” kata Rhenald.

Dirinya memberikan contoh, seperti di wilayah Cilandak, Jakarta Selatan, ada Cilandak Town Square disekelilingnya terdapat area pemukiman, mulai dari Ciputat, Pondok Indah, Fatmawati, Lebak Bulus, hingga Pasar Minggu.

“Tapi tiba-tiba areal itu peruntukannya berubah. Fatmawati menjadi kawasan dagang, jalan layang dibangun, macet. Maka penduduk pindah. Karena fasilitas daya dukung berubah, harga tanah makin mahal, muncul kawasan jasa, ruko dan apartemen,” pungkasnya.

Dengan dampak tersebut, kawasan pemukiman menjadi berubah dan masyarakat pun berpindah.

“Warga biasa pun move out. Maka dampaknya terasa bagi outlet-outlet yang daya dukungan lingkungannya berubah. Customer based berubah ke daerah-daerah di luar ring 1,” jelasnya.

Meskipun demikian, saat ini masih terdapat wilayah yang potensial menjadi lahan sasaran konsumen bagi ritel untuk dijaring.

Potentially, ritel yang masih bagus ada diantara ring 1 (Jakarta Outer Ring Road 1) dan ring 2 (Jakarta Outer Ring Road 2 yang sedang disambung). Disitulah mukim new middle class yang masih doyan belanja,” lengkapnya.

Termasuk dalam catatan hingga saat ini sudah ada beberapa ritel yang tumbang gerai usahanya akibat dari sisi pendapatan tak sesuai target perusahaan, diantaranya 7-Eleven, PT Matahari Department Store.

Kemudian, Lotus Department Store dan Debenhams yang telah ditutup oleh PT Mitra Adi Perkasa Tbk pada akhir bulan Oktober lalu dan akhir tahun 2017.

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads