Seragam Sekolah SDN Gebang Raya I Mahal dan Tidak Bisa Dicicil, Orang Tua Murid Mengeluh

Tangerang, BisnisPro.id – Diduga karena seragam yang ditentukan pihak sekolah mahal dan tidak bisa di cicil, Deeva salah satu Siswa SDN Gebang Raya I Kecakapan Priuk Kota Tangerang sampai saat ini seringkali enggan berangkat sekolah karena orangtuanya belum bisa membeli 3 pasang seragam yang ditentukan atau diwajibkan oleh pihak sekolah seharga Rp.800.000.

Sumeni ibu Deeva menyampaikan kepada awak media bahwa dirinya sudah mendatangi pihak sekolah untuk meminta keringanan agar seragam tersebut pelunasnya bisa di angsur, namun pihak sekolah menolaknya.

“Saya kan, anak sekolah di SDN Gebang Raya I belum punya seragam, saya belum beli seragamnya. Kemarin saya sempat bicara sama pihak sekolah saya mau ambil seragam tapi dicicil. Maksud saya biar anak saya semangat sekolahnya, Tapi ga bisa.”

“Ayahnya sudah kesekolah, ketemu guru anak saya, cuma bilangnya tunggu yang cash dulu,” keluh Sumeni, Selasa (10/1/2023).

Lebih lanjut, Sumeni menjelaskan, seragam sekolah hitam putih yang sekarang dipakai anaknya adalah bekas pakai kakaknya, seragam muslim yang dipakai adalah seragam gamis pengajian dan seragam olahraga yang dipakai pinjam dari anak tetangganya.

“Seragam Hitam putih itu bekas Kakanya, seragam Muslim itu seragam gamis pengajian dan seragam olahraga pinjem kalau pas seragam batik anak saya ga mau sekolah,” jelas Sumeni.

Saat mencoba menghubungi pihak sekolah via Whatsapp untuk dimintai keterangan atau tanggapan, Ibu Neni selaku guru Deeva belum memberikan tanggapan hingga berita ini diturunkan.

Lain hal dengan Mohamad Arfan Sekdis Pendidikan Kota Tangerang, dirinya begitu responsif menanggapi, menyikapi serta menindaklanjuti dengan memerintahkan Kabid SD untuk menelusuri hal tersebut.

Begitupun juga dengan beberapa anggota DPRD Kota Tangerang saat di mintai keterangan, sikap dan tanggapannya melalui WA, sampai berita ini diturunkan sama sekali tidak memberikan komentar atau tanggapan.

Mungkin mereka sibuk, atau bisa juga hal tersebut dianggap kurang penting, hal yang sepele atau kurang berpengaruh terhadap kepentingan mereka sehingga mereka enggan menanggapinya. (Asep WW)