Terpeleset dari Level 6000 ! UNTR dan MNCN Jadi Incaran Asing

Muhammad Kemal Farezy Apr 21, 2021 0 Comments
Terpeleset dari Level 6000 !  UNTR dan MNCN Jadi Incaran Asing

Jakarta, BisnisPro.id – Pada rabu (21/4/2021) perdagangan sesi awal pukul 11.30 WIB, IHSG turun 0,64 persen atau 38,65 poin menjadi 5.999,67. di sepanjang sesi, indeks bergerak di rentang 5.989,98-6.025,5.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah meninggalkan level 6.000 berjalan dengan derasnya aksi jual investor asing. Pada perdagangan Rabu sesi I pukul 11.30 WIB, IHSG turun 0,64 persen atau 38,65 poin menjadi 5.999,67.

Selama sesi, indeks bergerak diantara 5.989,98-6.025,5. Terpantau 164 saham menguat, 273 saham melemah, dan 176 saham stagnan. Total transaksi mencapai Rp4,15 triliun, dengan aksi jual bersih asing atau net sell senilai Rp284,11 miliar.

Saham milik pendatang baru, PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG) kembali menjadi sasaran jual investor asing dengan net sell Rp203,7 miliar. Saham TAPG masih naik 0,7 persen menuju Rp720. Selanjutnya, saham-saham big caps juga mengalami net sell dan terkoreksi, seperti ASII, BBCA, BMRI, TLKM, BBRI.

Investor asing juga terpantau memilih masuk ke saham PT United Tractors Tbk. (UNTR) dengan net buy Rp32,7 miliar. saham UNTR naik 2,5 persen menjadi Rp22.550.

Sementara itu saham milik konglomerat Hary Tanoe, PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) juga mencatatkan net buy Rp15,1 miliar. Saham MNCN naik 5,79 persen menuju Rp1.005. Kepala Riset NH Korindo Sekuritas Anggaraksa Arismunandar mengatakan sejak awal pandemi Covid-19, kepemilikan asing di pasar saham memang terus mengalami tren penurunan.

Dirinya berpendapat ada dua faktor utama yang menyebabkan hal tersebut. Pertama, pertumbuhan investor domestik mengalami kenaikan pesat, yang meningkatkan partisipasi dan kepemilikan saham lokal. Kemudian kedua, kenaikan harga saham yang agresif lebih banyak terjadi pada saham-saham yang dimiliki investor lokal.

“Di sisi lain, investor asing cenderung lebih banyak berfokus pada saham-saham market cap besar atau blue chips yang dari sisi pergerakan harga tidak terlalu agresif,” katanya.

Dia juga melihat adanya penurunan minat investor lokal yang ditandai dengan turunnya nilai transaksi harian yang cukup signifikan dari puncaknya pada bulan Januari 2021 kemarin.

“Sehingga, porsi kepemilikan asing berpeluang untuk kembali naik ke depannya, ketika mulai terjadi capital inflow ke bursa saham Indonesia,” kata Anggaraksa.

Dengan harapan dana asing yang dikombinasikan dengan basis investor domestik yang kuat, akan membawa pergerakan IHSG ke arah yang lebih tinggi. Apalagi investor asing cenderung fokus terhadap saham blue chip yang notabene memiliki bobot lebih besar terhadap market.

“Kenaikan IHSG umumnya lebih mudah tercapai ketika diiringi oleh aksi net buy asing. Ke depan, kami melihat dengan sudah tingginya valuasi saham di Amerika Serikat dan imbal hasil treasury yang telah stabil, dana asing akan kembali masuk ke emerging market seperti Indonesia,” pungkasnya.

Sumber : Bisnis

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads