Berita Baik: DBS Prediksi Inflasi 2022 Bisa Turun di Bawah 5 Persen

Muhammad Kemal Farezy Oct 10, 2022 0 Comments
Berita Baik: DBS Prediksi Inflasi 2022 Bisa Turun di Bawah 5 Persen

Tangerang, BisnisPro.id – Harga pangan dan minyak global mulai menunjukkan tren penurunan. Hal tersebut berpotensi meredam laju kenaikan inflasi yang terjadi sepanjang tahun ini.

Inflasi bisa turun ke angka di bawah 5%, kata DBS Group Research dalam publikasinya, Kamis (6/10/2022). Alasannya, karena harga pangan relatif menurun dengan pasokan yang stabil, lalu terdapat asumsi harga minyak global yag cenderunga akan kembali normal.

Hasil analisa DBS Group Research, pergerakan harga minyak global dan harga pangan mulai menunjukkan tren penurunan. Hal ini sangat berpotensi mengurangi laju kenaikan inflasi yang terjadi sepanjang tahun ini.

DBS melihat sektor pangan terus menjadi pendorong inflasi. Bahkan, hingga September 2022, masih memberi kontribusi mendorong inflasi. Karena itu, indikasi menurunnya harga pangan dapat ikut meredam laju kenaikan inflasi setahun penuh. Harga pangan menurun karena pasokannya dinilai sudah stabil.

Indonesian Crude Price (ICP) yang bergerak di bawah US$100 per barrel. DBS meyakini kondisinya akan terjaga stabil di sekitar angka ini mulai September 2022. Setelah pengurangan subsidi BBM, penurunan harga minyak global ini tentu akan turut memengaruhi pergerakan inflasi Indonesia.

Berdasarkan data DBS, September 2022, inflasi tercatat melonjak ke 5,95% secara tahunan. Angka ini sesuai proyeksi DBS yang memproyeksikan sekitar 5,9%. Kenaikan bulanan mencapai 1,2%, dari posisi Agustus 2022 yang sebesar 4,7%. Kenaikan ini merupakan kenaikan bulanan tertinggi sejak 2014.

Komponen inflasi harga yang diatur pemerintah meningkat menjadi 13,3%, sementara indikator energi naik 16,5%. Di antara berbagai sub-komponen, kenaikan paling tinggi tercatat di sektor transportasi, yang naik sekitar 16% secara tahunan.

Komponen transportasi berkontribusi 89% terhadap inflasi secara keseluruhan. Hal ini mencerminkan tingginya dampak dari kenaikan harga BBM terhadap inflasi. DBS yakin dampak itu masih akan terjadi beberapa bulan ke depan. Meski masih dapat sedikit diimbangi oleh penurunan harga pangan.

Inflasi Harus Tetap Dicermati

Sementara itu, Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF) menyatakan, bahwa Indonesia masih harus mencermati risiko kenaikan inflasi, di antaranya karena adanya efek musiman dari musim penghujan.

Menurut Kepala BKF Febrio Nathan Kacaribu, tingkat inflasi September 2022 yang ada di angka 5,95 persen, year-on-year lebih rendah dari perkiraan Kemenkeu. Pasca kenaikan harga BBM, inflasi diperkirakan bisa bergerak ke 6,6 persen hingga 6,8 persen.

Meskipun demikian, kata Febrio, Indonesia tetap harus mewaspadai risiko kenaikan inflasi. Selain masih adanya efek pascakenaikan harga BBM, terdapat faktor musiman yang bisa memengaruhi pangan, sebagai salah satu kontributor pendorong inflasi.

“Tekanan inflasi terkait efek musiman khususnya musim penghujan masih harus diwaspadai bersama,” kata Febrio kepada media (5/10/2022).

BKF Kemenkeu menyatakan akan terus memonitor pergerakan inflasi pasca kenaikan harga BBM, agar bisa terkendali di tingkat yang rendah. Kenaikan harga BBM telah mendorong naiknya inflasi 1,17 persen secara bulanan pada September 2022. Kebijakan itu membuat inflasi harga yang diatur pemerintah (administered price) per September 2022 melonjak menjadi 13,28 persen. Padahal, di bulan Agustus 2022 nilainya masih 6,84 persen.

Kenaikan harga BBM membawa efek rambatan, yakni kenaikan tarif angkutan umum, baik transportasi daring, bus Antar Kota Antar Provinsi/AKAP, maupun Angkutan Antarkota Dalam Provinsi (AKDP).

Selain itu, Febrio menyebut akan terus mengendalikan inflasi pangan untuk menjaga akses kebutuhan pangan. Inflasi pangan yang bergejolak (volatile food) per September 2022 naik ke 9,02 persen, dari posisi Agustus 2022 di 8,93 persen.

“Pemerintah melakukan berbagai langkah mitigasi untuk menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi komoditas pangan agar inflasi pangan tetap terkendali,” kata Fabio.

Perkiraan Kebijakan Moneter

Kebijakan Bank Indonesia tahun ini, yang menaikkan suku bunga 25bp sebagai langkah antisipasi pada Agustus membuat suku acuan BI naik menjadi 3,75%. Hingga akhir 2022, DBS Group Research memperkirakan, BI masih akan memperketat kebijakan dengan menaikkan suku bunga acuan 25bp dalam masing-masing rapat tersisa tahun ini, dan akan meningkatkan suku bunga ke angka 4,75% di akhir tahun sebelum mengambil jeda. 

Sentimen konsumen kemungkinan akan negatif oleh kebijakan itu. Namun, pemerintah menyiapkan bantuan tunai untuk rumah tangga berpenghasilan rendah sebagai kompensasi. Untuk rumah tangga berpenghasilan tinggi, yang menurut pemerintah selama ini ikut menikmati subsidi, dengan penyesuaian harga ini akan mengimbangi permintaan mereka akan kebutuhan bahan bakar. 

Bantuan senilai Rp 24,2 triliun yang setara dengan US$ 1,6 miliar dianggarkan untuk rumah tangga berpenghasilan rendah. Alokasi dana bantuan tersebut adalah Rp 12,4 triliun untuk Bantuan Langsung Tunai Rp 150.000 per bulan hingga akhir tahun; Rp 9,6 triliun untuk bantuan gaji bagi pekerja dengan pemasukan kurang dari Rp 3,5juta per bulan dan Rp 2,17 triliun subsidi biaya transportasi. Faktor pendorong lain, seperti, permintaan eksternal kuat dan pengeluaran modal, diharapkan mengimbangi risiko perlambatan tahun ini.

Penulis : Cyna Juni

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads