Jelang Liburan Akhir Tahun, Harga Minyak Mentah Global Stabil

Dian Ardiansyah Dec 28, 2017 0 Comments
Jelang Liburan Akhir Tahun, Harga Minyak Mentah Global Stabil

BisnisPro.Id – Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 5 sen dolar AS menjadi US$59,69 per barel pada pukul 07.36 waktu Indonesia bagian Barat (WIB) di Singapura, Kamis (28/12/2017). Sementara itu, harga minyak mentah Brent terangkat 6 sen dolar AS menjadi US$66,50 per barel.

Harga WTI untuk pertama kalinya menembus level US$60 per barel untuk pertama kalinya sejak Juni 2015 pada awal pekan ini. Sedangkan harga Brent juga menembus level US$67 per barel pada awal pekan ini untuk yang pertama kalinya sejak Mei 2015.

Harga minyak mentah di pasar Asia pada perdagangan hari ini relatif stabil, tetapi kondisi perdagangan cenderung sepi karena menjelang libur panjang Tahun Baru 2018. Para pelaku pasar umumnya memprediksi pasokan minyak mentah pada 2018 mendatang bakal mengetat.

Pengetatan itu muncul karena adanya kebijakan pengurangan pasokan ke pasar global yang dilakukan oleh negara-negara Timur tengah yang tergabung dalam Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) serta produsen minyak lainnya, yakni Rusia.

American Petroleum Institute (API), sebuah badan riset perminyakan Amerika Serikat (AS), melaporkan, persediaan minyak mentah negeri Paman Sam tersebut turun enam juta barel menjadi tinggal 432,8 juta barel.

Para pelaku pasar yakin, tingginya posisi harga minyak saat ini merupakan hasil dari pengetatan pasokan minyak mentah ke pasar global yang dilakukan oleh OPEC dan Rusia sejak Januari 2017. Kebijakan itu tampaknya juga akan terus diberlakukan sepanjang 2018.

Disamping kebijakan pengetatan pasokan minyak ke pasar global, harga minyak yang melebihi US$50 per barel tersebut juga disebabkan oleh penutupan jaringan pipa minyak di Laut Utara dan Libya.

“Karena harga minyak mentah sangat sensitif terhadap pengetatan pasokan, maka harga energi itu bakal melanjutkan kenaikannya pada 2018 mendatang,” tutur Stephen Innes, Kepala Perdagangan untuk pialang pasar berjangka Oanda, Singapura untuk Asia-Pasifik.

Stephen juga menguraikan, kekacauan regional yang berpotensi muncul akibat gangguan politik menjelang pemilihan umum di Libya tahun depan diperkirakan bakal terus mengurangi pasokan ke pasaran yang pada akhirnya akan mendongkrak harga minyak.

“Pasalnya, untuk minggu ini saja, adanya sebuah serangan ke sebuah jaringan pipa minyak di Libya mengakibatkan terganggunya pasokan 100.000 barel minyak per hari (bph) ke pasaran global,” tutur Stephen.

Penutupan dua jaringan pipa minyak Forties di Laut Utara yang berkapasitas 450.000 bph pada awal Desember 2017 ini disebabkan oleh adanya keretakan. Kedua jaringan pipa tersebut diharapkan dapat kembali normal beroperasi pada awal Januari 2018.

Meski demikian, satu-satunya faktor utama yang menghambat upaya OPEC dan Rusia untuk meningkatkan harga minyak mentah di pasaran minyak mentah dunia adalah lonjakan produksi minyak AS yang mencapai sekitar 16% sejak pertengahan 2016 lalu menjadi 10 juta bph.

Hanya Arab Saudi, salah satu anggota OPEC, dan Rusia saja yang mampu memproduksi minyak mentah hingga 10 juta bph. Sementara itu, data resmi mengenai produksi minyak mentah Amerika akan dipublikasikan pada Kamis waktu setempat atau Jumat (29/12/2017) dini hari WIB. (AS)

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads