Perang Dagang AS-Cina Timbulkan Sentimen Positif bagi Kenaikan Harga CPO
Jakarta, BisnisPro.Id – Langkah pihak berwenang di Cina yang memberlakukan pajak impor sebesar 25% terhadap kedelai yang diimpor dari Amerika Serikat (AS) pada akhirnya memberikan sentimen positif terhadap harga jual minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) Malaysia.
“Pasalnya, dengan pemberlakuan kebijakan seperi itu, maka akan terjadi kelangkaan minyak kedelai di Cina. Kondisi itu akan digantikan oleh CPO yang merupakan barang substitusi yang setara dengan minyak kedelai,” ujar Arie Nurhadi, analis riset PT Monex Investindo Futures, di Jakarta, Kamis (05/04/2018) petang.
Arie mengemukakan, alasan tersebut telah terbukti dengan dimana harga CPO ditutup meningkat RM18 ke posisi RM2.454 per ton pada Rabu (04/04/2018). Bahkan, harga CPO tersebut di hari yang sama sempat mencapai titik tertingginya di level RM2.478 per ton.
Seperti diketahui, Cina adalah importir kedelai terbesar di dunia serta pembeli kedelai terbesar dari AS dengan total nilai transaksi perdagangan mencapai US$14 miliar pada 2017. Cina juga merupakan pasar ekspor terbesar ketiga bagi CPO Malaysia pada 2017.
Arie menuturkan, dengan penerapan Pajak Ekspor sebesar 25% terhadap kedelai impor dari AS, maka harga kedelai di Cina akan meningkat pesat sehingga kondisi tersebut lambat laun akan menggerus permintaan konsumen terhadap kedelai maupun minyak kedelai.
“Kondisi itu menciptakan sentimen positif bagi kenaikan harga CPO karena permintaan konsumen akan beralih ke minyak sawit sebagai pengganti minyak kedelai,” tukas Arie.
Arie mengungkapkan, kenaikan harga CPO terus berlanjut hingga perdagangan Kamis (05/04/2018) kemarin, dimana CPO ditransaksikan pada level harga RM2.471 per ton. Karena itu, Arie optimistis, harga CPO ke depan dapat mencapai RM2.536 per ton.
“Akan tetapi, sebelum mencapai RM2.536 per ton, harga CPO akan terlebih dahulu menembus level harta RM2.501 per ton setelah melalui posisi RM2.472 per ton,” imbuh Arie.
Kendati demikian, menurut Arie, harga CPO Malaysia tersebut juga masih berpotensi melemah akibat berlimpahnya pasokan di pasar. Karena itu, pihak berwenang Malaysia hingga kini terus mengendalikan pasokan di pasar agar harga CPO jangan sampai menyentuh RM2.396 per ton.
“Jika harga CPO turun ke RM2.396 per ton, maka ke depannya harga tersebut akan terus tertekan hingga RM2.384 per ton, bahkan dapat terhempas hingga penurunan terdalam di posisi RM2.378 per ton,” pungkas Arie. (AS)
No Comments