Tarif Listrik Bergantung Pada Harga Batu Bara

Jakarta, BisnisPro.Id – Badan legislatif menilai rencana pemerintah untuk tidak menaikkan tarif listrik hingga akhir 2019 bisa saja dilakukan, asal pemerintah menetapkan harga batu bara khusus listrik yang wajar untuk PT PLN (Persero).

Wakil Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Herman Khaeron mengatakan pemerintah harus memerhatikan kondisi keuangan PLN atas rencana tersebut. Oleh karena itu, menurutnya bisa saja pemerintah mempertahankan harga tetapi harga batu bara untuk PLN tetap murah.

“Memungkinkan (tidak naikkan tarif listrik) yang penting harga energi primer bisa ditekan. Karena 60 persen juga batu bara sumber energi primernya,” kata Herman.

Perlu diketahui untuk harga batu bara khusus PLN, Herman melanjutkan, pemerintah yang akan memutuskan harga batu bara itu. Namun diketahuinya usulan PLN, harga batu bara itu dinilai harus berada level USD60-USD65 per ton karena sebagian besar pembangkit listrik yang ada merupakan pembangkit berbahan bakar batu bara.

“Jadi kalau harganya bisa ditekan masih bisa survive,” imbuh dia.

Dirinya menilai pemerintah harus bijak dalam menentukan harga batu bara itu sehingga tidak membebani para pelaku batu bara, tidak menekan keuangan PLN, dan juga tidak memberatkan masyarakat.

Sebelumnya, PLN menyatakan belum menyiapkan strategi dari rencana pemerintah yang akan menahan tarif listrik tidak berubah hingga akhir 2019. Direktur Pengadaan Strategis PLN Supangkat Iwan Santoso mengatakan, PLN belum mendapatkan arahan resmi baik dari pihak Kementerian ESDM.

“Belum. Belum ada strategi. Karena belum disampaikan ke kami rencananya. Kita belum kesana (rencana atau strategi), karena kan belum disampaikan ke PLN,” kata Iwan.

Dirinya menjelaskan, keputusan menetapkan tarif listrik ini tidak semudah itu karena harus mendapat persetujuan dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Kementerian Keuangan. Sebab, akan berdampak pada keuangan perseroan.

“Menteri BUMN Menteri keuangan, karena kan dampaknya besar terhadap keuangan PLN,” pungkas Iwan.