Jakarta, Bisnispro.Id – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan bakal tertekan volatilitas kurs rupiah yang melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

“IHSG saat ini sudah memasuki kondisi jenuh beli. Itu terungkap pada indikator harian maupun mingguan. Disamping itu pelemahan rupiah turut menahan kenaikan IHSG,” ujar Yuganur Wijanarko, analis PT KGI Sekuritas Indonesia, di Jakarta, Selasa (27/02/2018).

Yuganur menyarankan untuk membeli beberapa saham berkapitalisasi besar dan lapis kedua pilihan jika harganya sedang melemah seperti saat ini. Itu dilakukan untuk kontinuasi kenaikn berikutnya.

Yuganur juga mengungkapkan, adanya potensi penurunan lanjutan IHSG dapat dimanfaatkan pelaku pasar untuk mengakumulasi saham-saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA).

Yuganur menjelaskan, PGAS dan BUMI boleh diakumulasi karena masing-masing dapat dikenakan profit taking pada kisaran Rp2.750-2.850 per unit dan Rp350-370 per unit. PGAS dapat diakumulasi pada rentang harga Rp 2.510-2.450 per unit. BUMI dapat dibeli pada rentag Rp312-302 per unit.

“Tetapi jika harga PGAS sudah mencapai Rp2.370 per unit dan BUMI di harga Rp297 per unit, maka kedua saham tersebut seharusnya dihindari agar tidak mengalami kerugian lebih lanjut,” ujar Yuganur.

Sementara itu, demikian Yuganur, Harga CPIN dan AISA masing-masing dapat dikenakan profit taking pada kisaran Rp3.750-3.850 per unit dan Rp780-850 per unit. CPIN boleh dikoleksi pada rentang harga Rp3.450-3.350 per unit dan AISA di kisaran Rp670-630 per unit.

“Akan tetapi jika harga CPIN mencapai Rp3.270 per unit dan AISA di posisi Rp590 per unit, maka kedua saham tersebut disarankan untuk dijual kembali agar tidak mengalami kerugian lebih jauh,” pungkas Yuganur. (AS)