Beli Mobil Inden Akibat Kelangkaan Semikonduktor

Muhammad Kemal Farezy Oct 11, 2022 0 Comments
Beli Mobil Inden Akibat Kelangkaan Semikonduktor

Tangerang, BisnisPro.id – Dampak kelangkaan semikonduktor yang terjadi secara global, masih dirasakan oleh pelaku industri otomotif di Indonesia. Krisis kelangkaan pasokan global ini diketahui sudah berlangsung sejak 2021.

Menurut Yusak Billy, Business Innovation and Sales & Marketing Director Honda Prospect Motor (HPM), karena krisis semikonduktor, saat ini tingkat produksi mobil Honda di Indonesia masih belum optimal. HPM belum dapat memenuhi sepenuhnya permintaan konsumen untuk sebagian produk Honda. Untuk mengatasinya, pihak HPM terus berkomunikasi dengan prinsipalnya untuk bisa memperoleh pasokan semikonduktor.

“Saat ini, waktu inden Honda bervariasi antara 1 sampai lebih dari 3 bulan, tergantung wilayah, model, dan warna mobil,” kata Billy (10/10).

Di negara asalnya, Honda Motor Co dilaporkan telah mengurangi produksi mobil hingga 40% pada dua pabriknya pada awal Oktober 2022. Kabarnya, pemangkasan produksi ini disebabkan oleh kurangnya pasokan komponen dan logistik, termasuk semikonduktor.

Terdapat dua pabrik Honda di wilayah Jepang bagian barat yang produksinya dikurangi. Sementara, pabrik perakitan Honda di prefektur Saitama, Tokyo, Jepang dipangkas produksinya sekitar 30% pada awal bulan ini.

Tak hanya Honda, produsen mobil Toyota pun mengalami hal yang kurang lebih sama. Namun, untungnya lebih dari 90% komponen produksi mobil Toyota berasal dari dalam negeri.  Hingga sejauh ini dampak krisis semikonduktor terhadap Toyota di Indonesia masih berada di level yang minimum.

Henry Tanoto, Vice President Director Toyota Astra Motor mengatakan, krisis semikonduktor pada dasarnya melibatkan rantai pasok secara global. Artinya, dampak dari kelangkaan semikonduktor itu terjadi di semua negara, termasuk untuk produksi mobil Toyota di dalam negeri.

Pihak TAM terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk bisa mengantisipasi kemungkinan terjadinya kekurangan semikonduktor dalam proses produksi Toyota. Namun, Henry juga berpendapat, terjadinya inden, bukan hanya disebabkan oleh efek kendala semikonduktor, melainkan juga dampak dari tingginya permintaan yang datang.

Beberapa model yang diluncurkan pada tahun ini, kata Henry, memang mengalami lonjakan permintaan sehingga menimbulkan inden. Waktu inden tiap model Toyota pun bervariasi. “Kami pastikan suplai untuk model-model yang pangsa pasarnya besar cukup aman, jadi konsumen tidak perlu khawatir,” ujar Henry.

Secara global, Toyota Motor Corp. disebutkan menurunkan target produksi sebesar 6,3% atau sekitar 750.000 unit pada bulan Oktober akibat krisis semikonduktor global.

Suzuki Masih Aman

Sementara itu, Jongkie Sugiarto, Ketua I Gaikindo atau Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, mengatakan bahwa krisis semikonduktor belum menjadi masalah yang pelik bagi industri otomotif nasional, karena semikonduktor lebih banyak dipakai untuk mobil dengan fitur-fitur kelas atas.

“Mobil-mobil produksi Indonesia tidak terlalu banyak yang membutuhkan semikonduktor,” kata Jongkie (10/10).

Apa yang diutarakan Jongkie sepertinya tercermin dalam apa yang dihadapi produsen mobil Suzuki saat ini. Menurut Suzuki Indonesia, pihaknya belum mengalami kendala produksi bagi model-model mobil yang diproduksi di Indonesia akibat krisis pasokan semikonduktor global.

Shodiq Wicaksono, Managing Director of Procurement, Design Development & Quality Assurance PT Suzuki Indomobil Motor mengatakan, saat ini Suzuki masih sanggup mengatasi ketersediaan stok komponen tersebut, baik untuk kebutuhan produksi di dalam negeri maupun ekspor.

“Beberapa jenis mobil Suzuki yang diproduksi di Indonesia seperti All New Ertiga Hybrid, XL7 dan New Carry tidak mengalami kendala produksi yang menyebabkan timbulnya inden pembelian bagi konsumen,” kata Shodiq.

Shodiq Wicaksono pun optimistis target penjualan di tahun 2022 ini dapat tercapai. Suzuki di tahun ini meluncurkan beberapa produk baru seperti All New Ertiga Hybrid, maupun model-model populer lainnya seperti XL7, New Carry, Baleno, S-Presso dan SX4 S-Cross.

Penyebab Kelangkaan Semikonduktor

Chip semikonduktor adalah salah satu “otak” pada kendaraan yang berperan mendukung fungsi-fungsi elektrik kendaraan, mulai dari panel instrumen digital, teknologi otonom, hingga sistem keyless entry. Salah satu penyebab kelangkaan ini adalah karena kebijakan AS yang akan  membatasi pengiriman peralatan pembuat chip AS ke pembuat cip di China. Hal itu dilakukan untuk menghentikan sektor semikonduktor China, dan di sisi lain dapat lebih memajukan dan melindungi perusahaan-perusahaan AS.

Faktor lain yang juga mempengaruhi adalah perang Rusia – Ukraina. Suplai terbesar gas mulia dunia berasal dari Ukraina dan Rusia. “Gas mulia seperti gas Neon merupakan bahan yang sangat dibutuhkan untuk dapat memproduksi cip,” kata pengamat otomotif dan akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu.

Dampak yang terjadi menyebabkan antrean pemesanan kendaraan karena terhambatnya produksi mobil dan motor, yang bisa molor hingga berbulan-bulan lamanya.

Prediksi Yannes, kelangkaan cip semikonduktor masih terjadi sampai 2023. Industri otomotif saat ini hanya menghabiskan stok cip yang ada. Kecuali beberapa pemain kelas dunia yang sudah mengikat kerja jangka panjang dengan industri cip, seperti Toyota dengan Renesas, China dengan industri cip Geely, dan Korea dengan industri cip Samsung.

Meski begitu, kelangkaan cip bisa teratasi lebih cepat. Andaikata perang Rusia-Ukraina usai, dan rampungnya pabrik cip semikonduktor yang baru.

“Semoga tahun 2023 kelangkaan cip semikonduktor segera teratasi dengan selesainya pembangunan pabrik cip Intel dan beberapa lainnya,” ucap Yannes Martinus.

Penulis : Cyna Juni

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads