Prospek Cerah Ekonomi Keuangan Digital Indonesia

Muhammad Kemal Farezy Nov 12, 2022 0 Comments
Prospek Cerah Ekonomi Keuangan Digital Indonesia

Tangerang, BisnisPro.id – Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengatakan, potensi pertumbuhan ekonomi dan keuangan digital (EKD) di Indonesia sangatlah besar. Bahkan, nilainya akan melebihi 30 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada 2030.

Proyeksi ini, jelas Destry Damayanti, berdasarkan data Google Report yang menghitung nilai EKD Indonesia di 2030 akan mencapai 360 miliar dollar AS, sedangkan saat ini produk domestik bruto (PDB) Indonesia sekitar 1 triliun dollar AS. “Artinya, sudah 30 persen lebih itu ekonomi kita base on EKD,” ujar Destry di acara 4th Indonesia Fintech Summit 2022, Jumat (11/11/2022).

Menurut Destry, pengimplementasian EKD di Indonesia dipercepat dengan adanya pandemi Covid-19. Akibat pandemi, lebih banyak transaksi yang dilakukan secara online melalui uang elektronik, digital banking, hingga mobile banking. “Kita bersyukur aspek positifnya Covid-19 adalah mempercepat proses digitalisasi di Indonesia,” kata dia.

Destry menambahkan, komposisi penduduk Indonesia juga didominasi oleh generasi muda yang lebih familiar terhadap perkembangan teknologi sehingga penetrasi EKD di Indonesia dapat lebih mudah dilakukan.
“Dan penetrasinya kalau kita lihat, sekarang yang pertumbuhannya cepat itu justru lebih banyak di yang non-perkotaan,” ungkapnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan hal yang senada. Menurutnya, sektor keuangan digital memiliki potensi yang besar untuk digarap agar dapat mendukung percepatan pertumbuhan dan pemulihan ekonomi nasional.

Menurut Menko Perekonomian, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) jumlah penyaluran pinjaman online atau fintech peer to peer lending pada September 2022 sebesar Rp 19,49 triliun atau naik 36,67 persen secara tahunan (year on year/yoy). Selain itu, saat ini transaksi ekonomi keuangan digital terus meningkat karena peningkatan akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja online, kian membudayanya sistem pembayaran digital, dan akselerasi digital banking.

Data Bank Indonesia (BI) yang menunjukkan nilai transaksi uang elektronik selama 2022 naik hingga Rp 404 triliun atau tumbuh 32,27 persen yoy. Sementara nilai transaksi digital banking diproyeksikan bertambah sebesar 30,19 persen yoy hingga mencapai Rp 53.144 triliun.

“Tren tersebut menunjukkan bahwa sektor keuangan digital punya potensi yang sangat menjanjikan,” ujar Airlangga di acara 4th Indonesia Fintech Summit 2022, Jumat (11/11/2022).

E-commerce Dorong Perkembangan Ekonomi Keuangan Digital Indonesia

Sektor e-commerce terus mendorong ekonomi digital Indonesia dan nilainya diperkirakan akan mencapai 59 miliar dollar AS pada tahun 2022. “Indonesia memiliki sektor e-commerce dengan pertumbuhan tercepat kedua setelah Vietnam,” ujar Randy Jusuf, Managing Director Google Indonesia (8/11/2022).

Menurut Randy, e-commerce, transportasi, dan pesan-antar makanan adalah tiga layanan digital teratas yang menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Tingkat penggunaannya hampir merata di kalangan pengguna digital perkotaan.

Nilai Gross Merchandise Value (GMV) dari sektor transportasi dan pesan antar makanan diproyeksikan mencapai 8 miliar dollar AS pada tahun 2022. Angka ini akan terus tumbuh dengan CAGR 22 persen menjadi GMV 15 miliar dollar AS hingga tahun 2025.

Kemudian untuk sektor perjalanan online telah kembali dengan pertumbuhan 60 persen secara tahunan (YoY) mencapai 3 miliar dollar AS pada tahun 2022. Proses pemulihan masih akan terjadi secara bertahap dan diperkirakan sektor ini dapat tumbuh pada CAGR 45 persen dengan GMV mencapai 10 miliar dollar AS hingga tahun 2025.

Nilai GMV media online diproyeksikan bisa mencapai GMV 6 miliar dollar AS pada tahun 2022, dengan pertumbuhan tahunannya (YoY) sekitar 5 persen. Streaming musik dan video mulai pulih, sementara iklan digital dapat tetap mempertahankan momentum.

Untuk layanan keuangan digital, diperkirakan akan tumbuh karena adanya pergeseran perilaku offline ke online pasca pandemi. “Pada tahun 2022, Gross Total Value (GTV) pembayaran digital di Indonesia diperkirakan mencapai 266 miliar dollar AS dan terus tumbuh sebesar 17 persen mencapai GTV 421 miliar dollar AS hingga tahun 2025,” jelas Randy.

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads