Quartal Terakhir 2021, Jadi Awal Kebangkitan Waskita

Muhammad Kemal Farezy Nov 30, 2021 0 Comments
Quartal Terakhir 2021, Jadi Awal Kebangkitan Waskita

Jakarta, BisnisPro.id – Masuknya dana segar dari rights issue, perubahan fokus bisnis, berjalannya restrukturisasi utang dengan baik, dan divestasi aset bakal menaikkan prospek PT Waskita Karya Tbk (WSKT) ke depan. Perseroan juga didukung oleh penguatan ekonomi nasional yang berdampak positif terhadap sektor konstruksi pada 2022.

Analis Trimegah Sekuritas Willinoy Sitorus dan Kharel Devin Fielim mengungkapkan, penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue pada akhir tahun ini bakal menjadi awal kebangkitan Waskita.

Perseroan menargetkan perolehan dana senilai total Rp 11,9 triliun, yang terdiri atas penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 7,9 triliun serta dana investor public Rp 4 triliun.

Perseroan akan menggunakan sebagian dana untuk membiayai penyelesaian pembangunan enam ruas jalan tol.

“Kami memperkirakan injeksi dana dari rights issue ini akan menurunkan debt to equity ratio (DER) perseroan menjadi sekitar 2,1 kali tahun ini dan menjadi 2 kali pada 2022 dibandingkan akhir 2020 yang sebesar 3,8 kali,” tulis Willinoy dan Kharel dalam risetnya.

Willinoy dan Kharel juga memberikan pandangan positif terhadap keberhasilan Waskita dalam merestrukturisasi utang senilai Rp 29,2 triliun. Langkah ini berhasil menekan beban bunga perseroan dari 9% menjadi kisaran 3-6% dan memperpanjang tenor dari tahun 2021-2022 menjadi 2026.

Adapun realisasi kinerja keuangan perseroan hingga kuartal III-2021 telah melampaui ekspektasi Trimegah Sekuritas dan konsensus analis. Waskita membukukan pendapatan Rp 7,12 triliun dan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 252,7 miliar.

Willinoy dan Kharel berharapWaskita memiliki neraca dan peningkatan pendapatan yang lebih kuat. Sebab itu, rekomendasi saham WSKT di-upgrade dari netral menjadi buy dengan target harga Rp 1.020. Target harga tersebut mencerminkan P/B sebesar 1,7 kali.

Saat ini, WSKT diperdagangkan pada P/B 1,3 kali. Sementara itu, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Joshua Michael mengungkapkan, keputusan Waskita mengurangi eksposur di proyek jalan tol dengan melakukan lompatan ke portofolio infrastruktur air bersih, bandara, dan jalur kereta bakal menjadi katalis positif bagi perseroan dalam jangka panjang.

“Perseroan juga berencana untuk melebarkan sayapnya ke luar negeri dengan membidik negara-negara di Asia, Timur Tengah, dan Afrika,” tulis dia dalam risetnya.

Selain itu, Waskita bakal menjadi perusahaan konstruksi yang paling diuntungkan oleh keberadaan Indonesia Investment Authority (INA) yang telah memiliki mitra investor domestik dan luar negeri.

Apalagi, INA bisa berinvestasi secara langsung di aset-aset BUMN konstruksi. Waskita juga diperkirakan mendapat dana Rp 3 triliun dari divestasi jalan tol tahun 2022  Ruas tol yang bakal didivestasi adalah Pemalang-Batang, Ciawi-Sukabumi, Cimanggis-Cibitung, dan Krian-Legundi- Bunder-Manyar. Nilai divestasi tersebut mengasumsikan valuasi P/B sekitar 1,5 kali.

Terbukanya peluang pertumbuhan kinerja keuangan Waskita mendorong Mirae Asset Sekuritas untuk merevisi naik rekomendasi saham WSKT dari hold menjadi buy dengan target harga direvisi naik dari Rp 800 menjadi Rp 1.150. Target harga tersebut merefleksikan perbaikan P/B tahun 2022 menjadi sekitar 2,4 kali.

Adapun pendapatan Waskita tahun ini diproyeksikan senilai Rp 13,89 triliun dan diharapkan naik menjadi Rp 15,56 triliun pada 2022. Sedangkan rugi bersih perseroan diperkirakan berangsur-angsur turun menjadi Rp 544 miliar pada 2021 dan Rp 124 miliar pada 2022.

Sebelumnya, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Waskita Taufik Hendra Kusuma mengatakan, pemerintah tengah melakukan harmonisasi Rancangan Peraturan Presiden (RPP) atas Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada Waskita. PP PMN tersebut diperkirakan segera terbit.

Selanjutnya, pernyataan efektif rights issue dari OJK diharapkan segera menyusul usai terbitnya PP. Dengan begitu, aksi korporasi tersebut ditargetkan rampung sebelum penutupan tahun 2021. Lalu, tahun depan, Waskita akan fokus menyelesaikan proyek dan meningkatkan nilai kontrak baru.

Sementara itu, Direktur Utama Waskita Destiawan Soewardjono mengungkapkan, pihaknya membidik kontrak baru sebesar Rp 20,68 triliun pada 2021.

Hingga kuartal III-2021, kontrak baru perseroan telah mencapai Rp 12,01 triliun atau sebesar 79,4% dari nilai kontrak baru sebelum pandemi Covid-19.

“Pada kuartal III saja, kami berhasil memperoleh kontrak baru sebesar Rp 8,89 triliun atau meningkat 94,3% (yoy), sehingga kami menargetkan kontrak baru pada 2021 sebesar Rp 20,68 triliun dan itu bisa tercapai,” ujarnya.

Sumber : Investor Daily

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads