Rekomendasi dan Pergerakan IHSG, Jum’at 20 Oktober 2023

Tangerang, BisnisPro.id – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini, Jumat (20/10/2023), dipengaruhi oleh keputusan Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunga acuan. Pada perdagangan Kamis (19/10/2023), IHSG mengalami penurunan sebesar 1,18%, atau sekitar 81,4 poin, dan berakhir pada level 6.846 setelah Bank Indonesia mengumumkan kenaikan suku bunga acuan menjadi 6%.

Dalam catatan tersebut, terdapat 147 saham yang menguat, 404 saham yang melemah, dan 207 saham yang stagnan. Selama hari perdagangan ini, IHSG bergerak dalam kisaran antara 6.840 hingga 6.927. Kapitalisasi pasar mencapai Rp10.636 triliun.

Saham perbankan seperti BBRI merupakan salah satu saham yang mengalami penurunan, turun sebanyak 150 poin atau 2,91% menjadi Rp5.000 per saham. Demikian pula saham bank besar lainnya seperti BMRI turun sebesar 2,14% menjadi Rp5.725, BBCA turun 1,13% menjadi Rp8.750, dan saham BBNI mengalami penurunan sebesar 3,61% menjadi Rp4.940.

Sementara itu, saham di sektor teknologi seperti GOTO, yang sensitif terhadap perubahan suku bunga, justru mengalami kenaikan sebesar 1,59% menjadi Rp64, mengakhiri tren pelemahan selama delapan hari berturut-turut. Saham big caps lainnya mengalami pergerakan bervariasi, dengan BREN naik sebesar 6,86% menjadi Rp4.050, AMMN naik 1,18% menjadi Rp6.450, dan ASII mengalami penurunan sebesar 1,72% menjadi Rp5.725.

Kepala Riset Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, menyatakan bahwa pasar merespons negatif terhadap peningkatan suku bunga acuan Bank Indonesia pada hari Kamis (19/10/2023). Respons negatif ini terutama terlihat pada saham-saham yang sensitif terhadap perubahan suku bunga, seperti saham-saham di sektor perbankan.

“Sebaliknya, saham-saham defensif, misal consumer-related cenderung bertahan di hari ini,” kata Valdy, Kamis (19/10/2023).

Valdy Kurniawan juga menyatakan bahwa ke depannya, setelah dampak psikologis dari kenaikan suku bunga mulai mereda, terdapat potensi bagi aktivitas bargain hunting atau pembelian pada level dukungan (buy on support) di saham-saham di sektor perbankan.

“Terutama bank berkapitalisasi besar dapat kembali diperhatikan,” ujar dia.