Rupiah Versus Dolar AS Hari Ini, 21 Oktober 2022

Muhammad Kemal Farezy Oct 21, 2022 0 Comments
Rupiah Versus Dolar AS Hari Ini, 21 Oktober 2022

Tangerang, BisnisPro.id – Setelah kebijakan Bank Indonesia untuk melanjutkan kenaikan suku bunga acuan, ternyata masih belum bisa menangani anjloknya nilai rupiah. Rupiah menjadi yang paling lemah penurunannya di antara semua mata uang negara berkembang di Asia hal ini mungkin juga diakibatkan oleh karena aksi Federal Reserve (The Fed) yang terus agresif.

Sebelumnya rupiah diketahui pada Kamis (20/10/2022) berakhir melemah sebesar 0,5 persen menuju Rp15.573 per dolar Amerika Serikat, hal ini didapati setelah Bank Indonesia (BI) meningkatkan BI-7 Day Reverse Repo Rate 50 basis poin hingga 4,75 persen.

Kejadian ini merupakan kenaikan ketiga sejak BI meningkatkan suku bunganya sejak agustus lalu. Sampai bulan ini, BI sudah menaikkan 125 basis poin. Sedangkan, untuk mata uang negara lainnya di kawasan Asia ditutup bervariasi terhadap dolar Amerika Serikat. Yen Jepang berakhir menguat 0,01 persen, won Korea turun 0,41 persen, yuan China bertahan, dan ringgit Malaysia turun 0,17 persen dihadapan dolar Amerika Serikat.

Berjangka Ibrahim Assuaibi selaku direktur PT Laba Forexindo, berpendapat aksi BI kurang mendapatkan apresiasi dari pelaku pasar sehingga rupiah masih kurang bergairah. “Kondisi pelemahan rupiah masih sangat dipengaruhi faktor sentimen penguatan dolar dan ekonomi global,” ungkap Ibrahim.

Meskipun demikian, rupiah diprediksi akan membaik kedepannya dibandingkan negara-negara berkembang lainnya. Dengan pelemahan sebesar 8,4 persen sejak awal tahun, rupiah masih menjadi mata uang yang cukup kuat bertahan di Asia, dibandingkan dengan peso Filipina, baht Thailand, dan ringgit Malaysia yang masing-masing terdepresiasi lebih dari 10 persen. Ibrahim mengatakan, pemerintah dan BI tidak perlu panik melihat pelemahan rupiah yang terjadi baru-baru ini.

“Yang harus dilakukan adalah melakukan intervensi secara terukur karena fundamental ekonomi Indonesia masih baik,” ujar Ibrahim.

Menaggapi pelemahan rupiah belakangan ini, Bank Indonesia mengeraskan kata-katanya seputar intervensi mata uang, dengan mengatakan akan berupaya mengendalikan rupiah di tengah ekspektasi dolar Amerika Serikat tetap kuat dalam beberapa bulan mendatang.

“Yang akan terus kami lakukan adalah mengendalikan nilai tukar,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo, sesaat keputusan suku bunga acuan.

Seperti diketahui pada kemarin, BI memang kembali menaikkan suku bunganya sebesar 50 basis poin menjadi 4,75%.

“Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 21-22 September 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 50 bps menjadi 4,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 4%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 5,5%,” kata Perry. Walaupun demikian, strategi tersebut belum mampu meningkatkan kekuatan rupiah terhadap dola Amerika Serikat.

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads