Rupiah Versus Dolar AS Hari Ini, Selasa 16 Januari 2024

Muhammad Kemal Farezy Jan 16, 2024 0 Comments
Rupiah Versus Dolar AS Hari Ini, Selasa 16 Januari 2024

Tangerang, BisnisPro.id – Pada perdagangan hari ini, Selasa (16/1/2024), rupiah dan sebagian besar mata uang Asia mengalami pelemahan. Sementara itu, indeks dolar AS menunjukkan kekuatan.

Dalam perdagangan pagi ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah, mencapai level Rp15.580. Data dari Bloomberg pada pukul 09.05 WIB mencatat penurunan sebesar 0,16% atau 25,5 poin, dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.

Indeks mata uang Negeri Paman Sam menunjukkan penguatan sebesar 0,36%, mencapai posisi 102,77 pada pagi ini. Sejumlah mata uang Asia lainnya juga terpantau melemah akibat penguatan dolar AS. Sebagai contoh, yen Jepang mengalami pelemahan sebesar 0,16%, dolar Singapura turun 0,23%, dolar Taiwan merosot 0,43%, won Korea turun 0,65%, dan yuan China turun 0,15%.

Selain itu, peso Filipina turun 0,13%, ringgit Malaysia melemah 0,31%, dan baht Thailand merosot 0,52%. Hanya rupee India dan dolar Hongkong yang mengalami penguatan tipis masing-masing sebesar 0,04% dan 0,01%.

Ibrahim Assuaibi, Direktur Laba Forexindo Berjangka, menyatakan bahwa mata uang rupiah diprediksi akan mengalami fluktuasi dalam perdagangan hari ini, namun diperkirakan akan ditutup melemah di kisaran Rp15.530 hingga Rp15.590 per dolar AS. Menurutnya, pasar sepertinya tetap mempertahankan ekspektasi terhadap potensi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve dalam waktu dekat.

Alat CME Fedwatch mencatat bahwa para pedagang memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Maret sekitar 70%, naik dari angka 64% yang terlihat minggu lalu. Hal ini mencerminkan keyakinan pasar terkait kemungkinan penyesuaian suku bunga lebih awal oleh Federal Reserve.

Ekspektasi tersebut semakin diperkuat oleh data pada hari Jumat, yang mengindikasikan penurunan inflasi indeks harga produsen di bulan Desember melebihi perkiraan. Meskipun laporan tersebut memberikan dorongan tambahan kepada keyakinan pasar terkait penurunan suku bunga, perlu dicatat bahwa data tersebut disusul oleh informasi sebelumnya yang mencatat kenaikan inflasi indeks harga konsumen (CPI) yang lebih besar dari yang diperkirakan pada bulan yang sama.

“Fokus kini tertuju pada pidato sejumlah pejabat The Fed pada minggu ini, yang diperkirakan akan memberikan lebih banyak petunjuk mengenai rencana bank tersebut untuk menurunkan suku bunga tahun ini. Data penjualan ritel AS juga akan dirilis akhir pekan ini, dan diperkirakan akan menjadi faktor dalam prospek inflasi negara tersebut,” tulis Ibrahim dalam riset harian, pada Selasa (16/1/2024).

Tak hanya itu, Bank Rakyat Tiongkok secara tak terduga memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pinjaman jangka menengah tanpa adanya perubahan. Keputusan ini mencerminkan ketidakberubahan pada suku bunga acuan pinjaman yang dikeluarkan oleh People’s Bank of China (PBOC) pada bulan Januari.

Sementara itu, Ibrahim Assuaibi menjelaskan bahwa neraca perdagangan Indonesia diprediksi masih akan mencatat surplus pada akhir tahun 2023, meskipun diperkirakan akan sedikit menyusut dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Proyeksi surplus neraca perdagangan pada bulan Desember 2023 mencapai sekitar US$1,83 miliar. Hal ini menunjukkan penurunan untuk keempat kalinya secara berturut-turut, dibandingkan dengan surplus pada bulan November 2023 yang mencapai US$2,41 miliar.

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads