Rupiah Versus Dolar AS Hari Ini, 30 April 2024

Muhammad Kemal Farezy Apr 30, 2024 0 Comments
Rupiah Versus Dolar AS Hari Ini, 30 April 2024

Tangerang, BisnisPro.id – Pada saat keputusan rapat Federal Reserve akan diumumkan, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat berpotensi mengalami pelemahan akibat kebijakan suku bunga acuan yang cenderung meningkat, yang akan mendukung penguatan Dolar AS.

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memproyeksikan bahwa Rupiah kemungkinan akan bergerak fluktuatif namun kemungkinan akan ditutup dengan pelemahan di kisaran Rp16.230-Rp16.290 per Dolar AS pada hari Selasa (30/4/2024).

Pada hari Senin (29/4/2024), Rupiah ditutup melemah sebesar 0,28% menjadi Rp16.255 per Dolar AS. Indeks Dolar AS juga mengalami pelemahan sebesar 0,30% menjadi 105,62. Sementara itu, mata uang Asia lainnya mengalami penutupan yang beragam, dengan Yen Jepang menguat sebesar 1,69%, Dolar Singapura naik 0,22%, dan Dolar Taiwan naik 0,03%. Sementara itu, Won Korea Selatan mengalami penurunan sebesar 0,20%, dan Peso Filipina turun 0,02%.

Selain itu, Rupee India turun 0,11%, Yuan China stagnan, Ringgit Malaysia melemah 0,09%, dan Baht Thailand turun 0,16%. Menurut riset yang dilakukan oleh Ibrahim Assuaibi, Dolar AS mempertahankan penguatan yang signifikan sepanjang bulan April, setelah sebagian besar pedagang mengabaikan ekspektasi penurunan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve. Keyakinan ini semakin menguat pada Jumat setelah data indeks harga PCE, yang merupakan indikator inflasi pilihan Federal Reserve, lebih tinggi dari perkiraan untuk bulan Maret.

Semua perhatian minggu ini akan terfokus pada pertemuan Federal Reserve. Diprediksi bahwa bank sentral akan mempertahankan suku bunga pada level yang sama dan mungkin akan memberikan pandangan yang hawkish, mengingat kekhawatiran terkait inflasi yang masih ada di Amerika Serikat akhir-akhir ini.

“Prospek suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama menjadi pertanda buruk bagi pasar Asia, sebuah gagasan yang membuat sebagian besar mata uang regional berada pada kisaran yang ketat pada hari Senin,” ungkap Ibrahim, Senin (29/4/2024).

Di samping itu, kekecewaan pedagang terjadi karena Bank of Japan (BOJ) memutuskan untuk mempertahankan kebijakan moneter tanpa perubahan pada minggu lalu, namun memberikan sedikit petunjuk tentang kemungkinan pengurangan pembelian obligasi pemerintah Jepang (JGB), suatu langkah yang diyakini oleh beberapa pedagang akan terjadi.

Di dalam negeri, Bank Indonesia telah memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan (BI rate) sebesar 25 basis poin menjadi 6,25%, dengan tujuan memperkuat stabilitas nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS. Meskipun demikian, Bank Indonesia masih memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi tahun 2024 akan tetap berada dalam kisaran 4,7% hingga 5,5%.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I dan II tahun 2024 diperkirakan akan lebih tinggi daripada kuartal IV tahun 2023. Ibrahim menyatakan bahwa terdapat beberapa dampak dari kebijakan suku bunga BI, salah satunya adalah untuk memperkuat stabilitas nilai tukar.

Selain itu, kenaikan BI Rate dilakukan sebagai tindakan antisipatif untuk mencegah potensi risiko yang tidak diinginkan, serta sebagai langkah ke depan untuk memastikan inflasi tetap berada dalam target 2,5%, dengan sekitar 1% pada tahun 2024 dan 2025, sejalan dengan kebijakan moneter yang mendukung stabilitas.

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads