Rupiah Versus Dolar AS Hari Ini, Selasa 17 Januari 2022

Muhammad Kemal Farezy Jan 17, 2023 0 Comments
Rupiah Versus Dolar AS Hari Ini, Selasa 17 Januari 2022

Tangerang, BisnisPro.id – Keperkasaan nilai tukar mata uang garuda, rupiah diyakini akan berlanjut mengalami penguatan pada perdagangan hari ini, Selasa (17/1/2023) karena ekspektasi pelemahan dolar Amerika Serikat. Dilansir dari data Bloomberg, pada Senin (16/1/2023) pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup menguat 103,5 poin atau 0,68% ke Rp15.045 per dolar Amerika Serikat. 

Indeks dolar Amerika Serikat terpantau menguat sebesar 0,18% ke 102,38. Bersama dengan rupiah, ada peso Filipina yang menguat 0,55%, won Korea Selatan menguat 0,45%, dan ringgit Malaysia naik 0,37%.

Ibrahim Assuaibi selaku Direktur PT Laba Forexindo Berjang mengatakan nilai tukar rupiah diprediksi bakal fluktatif pada pembukaan perdagangan hari ini, tetapi masih berpeluang untuk menguat.

“Untuk perdagangan Selasa, mata uang rupiah kemungkinan dibuka secara naik turun namun ditutup menguat direntang Rp15.010 – Rp15.100 per dolar Amerika Serikat,” ungkap Ibrahim.

Rilis surplus neraca perdagangan turut membawa sentiment positif rupiah pada hari ini. Neraca perdagangan mendapat surplus US$54,46 miliar atau Rp816,9 triliun. Angka ini merupakan yang terbesar sepanjang sejarah Indonesia.

Ibrahim berpendapat, surplus tersebut sangat signifikan jika dibandingkan dengan capaian surplus sepanjang 2021 yang tercatat sebesar US$35,34 miliar. Secara bersamaan, posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia mencapai US$392,6 miliar pada November 2022. Nilai tersebut meningkat jika dibandingkan dengan posisi pada Oktober 2022 yang tercatat sebesar US$390,2 miliar.

Jika dibandingkan dengan November 2021, posisi ULN Indonesia mengalami kontraksi sebesar 5,6 persen persen (yoy), melanjutkan kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 7,6 persen yoy. Posisi ULN Pemerintah pada November 2022 tercatat sebesar US$181,6 miliar, mengalami kontraksi 10,2 persen yoy, lebih rendah dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 12,3 persen yoy.

“Perkembangan ULN tersebut disebabkan oleh sentimen positif kepercayaan pelaku pasar global yang tetap terjaga sehingga mendorong investor asing kembali menempatkan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestic,” terang Ibrahim.

Sedangkan dari sisi global, Dolar Amerika Serikat melemah terhadap mata uang lainnya, karena prospek kenaikan suku bunga yang lebih kecil oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed. Data menunjukkan bahwa harga konsumen Amerika Serikat turun untuk pertama kalinya dalam lebih dari 2,5 tahun pada Desember tahun lalu.

Dengan inflasi puluhan tahun di ekonomi terbesar dunia yang menunjukkan tanda-tanda pendinginan, investor sekarang semakin yakin bahwa The Federal Reserve (The Fed) mendekati akhir siklus kenaikan suku bunga, dan bahwa suku bunga tidak akan setinggi yang dikhawatirkan sebelumnya.

Di sisi lain, Bank Rakyat Tiongkok mempertahankan suku bunga pinjaman jangka menengahny. Namun, bank sentral juga menyuntikkan lebih banyak likuiditas ke pasar untuk menopang pertumbuhan ekonomi, karena negara itu bergulat dengan wabah Covid-19 yang terburuk.

“Namun, pasar memposisikan diri untuk pemulihan ekonomi di negara itu setelah mulai melonggarkan sebagian besar pembatasan anti-covid pada bulan Desember,” tulis Ibrahim.

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads