Rupiah Versus Dolar AS Hari Ini, Senin 1 Agustus 2022

Muhammad Kemal Farezy Aug 1, 2022 0 Comments
Rupiah Versus Dolar AS Hari Ini, Senin 1 Agustus 2022

Jakarta, BisnisPro.id – Nilai tukar rupiah diprediksi melaju positif pada awal Agustus, Senin (1/8/2022) melanjutkan penguatan sejak akhir pekan lalu. Berdasarkan data Bloomberg, mata uang Garuda ditutup menguat 0,59 persen atau naik 87,5 poin sehingga parkir di posisi Rp14.834 per dolar AS pada akhir Juli (31/8/2022). 

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah akan dibuka berfluktuatif dan ditutup menguat di rentang Rp14.810-Rp14.860 per dolar AS pada hari ini. 

Dari dalam negeri, ekonomi Indonesia tetap bergerak positif. Ibrahim mengatakan Indonesia justru muncul sebagai kekuatan baru ketika banyak negara mengalami gejolak. 

“Ini sesuai dengan perkiraan dari IMF, Bank Dunia maupun ADB yang memprediksi ekonomi Indonesia pada 2022 tumbuh di atas 5,2 persen,” katanya dalam riset harian dikutip Senin (1/8/2022). 

Adapun greenback terpantau volatil sepanjang pekan lalu dengan turun ke level terendah dalam enam minggu mengikuti penurunan hasil imbal hasil obligasi AS setelah data menunjukkan ekonomi AS kembali terkontraksi. Situasi ini memicu spekulasi bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku secara agresif seperti yang diperkirakan sebelumnya.

PDB AS pada kuartal II/2022 turun 0,9 persen yoy, melanjutkan kontraksi sebesar 1,6 persen pada kuartal I/2022. “Dua kuartal kontraksi berturut-turut secara luas dipandang oleh para ekonom sebagai sinyal resesi teknis,” kata Ibrahim.

Pada bagian lain, berinvestasi dalam mata uang pasar berkembang dengan euro menghasilkan keuntungan sebanyak 29 persen tahun ini tergantung pada pilihan mata uang dengan imbal hasil yang lebih tinggi.

Menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg, dikutip Senin (1/8/2022), keuntungan investasi di pasar negara berkembang didorong oleh penurunan 10 persen euro terhadap dolar AS, yang membuat pasangan ini seimbang untuk pertama kalinya dalam dua dekade.

Aksi mengambil keuntungan dari perbedaan tingkat suku bunga antar negara atau carry trade yang didanai euro menawarkan perlindungan bagi pedagang pasar berkembang, yang mengalami kerugian di seluruh kelas aset dan strategi di tengah lonjakan dolar dan imbal hasil AS. 

Pasar bearish di ekuitas negara berkembang semakin dalam, indeks obligasi mata uang lokal berada pada level terendah dua tahun dan obligasi dalam dolar AS mencatat penurunan terbesar sejak 1994.

Jika prospek resesi AS dan pengetatan Federal Reserve terus berlanjut, menggenggam euro mungkin menjadi menarik bagi lebih banyak investor. Sudah ada tanda-tanda bahwa perdagangan akan tetap menguntungkan setidaknya selama sisa tahun ini.

Dengan kawasan euro yang menghadapi resesi, kemampuan Bank Sentral Eropa untuk menaikkan suku bunga secara agresif menjadi terbatas. Itu berarti kesenjangan yang terbuka lebar dalam suku bunga antara pasar negara berkembang dan Eropa menghadapi sedikit penyusutan prospek, sehingga mengurangi prospek mata uang euro.

Sumber : bisnis

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads