Sektor Properti Mulai Bangkit

Dian Ardiansyah Jul 26, 2018 0 Comments
Sektor Properti Mulai Bangkit

BisnisPro.Id – Beberapa tahun terakhir, tren investasi properti di tanah air melandai. Kondisi tersebut terjadi seiring dengan kelesuan ekonomi yang berdampak terhadap perlambatan bisnis di sektor properti.

Hal itu diungkapkan Se­nior Division Director Era Bandung, Eddie Muljawan Soe­tedjo, di Bandung, Rabu 25 Juli 2018. Menurut dia, saat ini hanya 10%-20% pembelian properti yang diproyeksikan untuk investasi.

”Pada 2012-2013 investasi properti booming. Akan tetapi, setelah itu penjualan properti melambat. Secara umum, kondisi perekonomian juga meng­alami kelesuan,” katanya.

Kondisi tersebut membuat investor menahan dananya dan me­mi­lih alternatif investasi yang lebih likuid. Baik di pasar primer maupun sekunder, pembelian rumah didominasi untuk kebutuhan pribadi.

”Akan tetapi, sebagian dari mereka yang membeli rumah untuk kebutuhan pribadi, khu­susnya di kalangan menengah ke atas, dipastikan akan membeli rumah kedua, ketiga, ke­empat, dst, sebagai alternatif investasi,” tutur Eddie.

Rumah yang dicari untuk alternatif investasi tersebut, me­nurut Eddie, tidak melulu ru­mah baru atau di pasar primer. Justru tidak sedikit yang membeli rumah di pasar sekunder.

Sementara itu, setelah me­lambat cukup dalam sepanjang paruh pertama tahun ini, me­masuki semester II/2018 bisnis properti dinilai Eddie mulai menggeliat. Kendati demikian, menurut dia, respons pasar ma­sih lebih rendah dibanding­kan dengan tahun lalu.

”Januari-Juni tahun ini cukup dalam. Sejak Lebaran kondisinya mulai kembali hot. Ini sesuai dengan siklus penjualan di sektor properti dan edukasi agen perumahan,” ujarnya.

Menurut dia, ini adalah saat yang tepat untuk membeli pro­perti. Pasalnya, banyak yang menjual properti dengan harga di bawah pasar untuk keperluan mendesak, seperti menyuntik modal usaha, dll.

”Trennya akan terus me­ning­kat dan akan rebound pada 2020. Saat itu sektor properti akan mulai pulih dan tren pro­perti sebagai alternatif investasi pun akan kembali meningkat,” katanya.

Faktor lain yang akan mendorong pemulihan pasar pro­perti, me­nu­rut dia, adalah relaksasi kebijakan loan to value (LTV). Wa­lau­pun dampaknya ia nilai tidak akan signifikan karena tingginya suku bunga, tetapi paling tidak akan menghangat­kan transaksi di sektor properti.

”Saat ini 70% transaksi di sektor properti sangat bergantung pada KPR. Dan seperti yang kita ketahui, step terberat dalam pengajuan KPR adalah tingginya uang muka. Tidak mudah mengumpulkan 30% harga rumah sebagai uang muka,” ujar Eddie

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads