Ahmad Fuady: Warga Nahdliyyin Bisa Mengabdi Lewat Jalur Pendidikan dan Politik

Dian Ardiansyah Feb 2, 2023 0 Comments
Ahmad Fuady: Warga Nahdliyyin Bisa Mengabdi Lewat Jalur Pendidikan dan Politik

Tangerang, BisnisPro.id – Sehubungan dengan peringatan satu abad NU, ketua DPC PKB Kota Tangerang, Ahmad Fuady, Lc. berbincang dengan sejumlah kader PKB dari NU menyampaikan pandangan tentang peran Nahdlatul Ulama (NU) yang sudah berusia 100 tahun atau satu abad.

Pada tanggal 31 Januari 2023, Nahdlatul Ulama, salah satu organisasi sosial keagamaan terbesar di Indonesia sudah berusia 100 tahun atau satu abad.  Suatu masa yang tidak sedikit dalam kalkulasi kalender waktu, karena organisasi yang didirikan K.H.Hasyim Asyari, pada taggal 31 Januari 1926 di Surabaya bersama ulama dan tokoh-tokoh lainnya telah melahirkan banyak kader-kader bangsa di seantero negeri.

Proses kaderisasi tersebut dilakukan melalui jalur kultural-pendidikan, utamanya di pesantren-pesantren yang secara tradisional tersebar di pedesaan, disamping juga melalui jalur struktural-politik.

Menurut data yang dicatat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) NU, terdapat 23.372 pesantren anggota dari sekitar 28.800 pesantren di Indonesia. Jumlah itu luar biasa sebagai aset bangsa, dimana kesinambungan pesantren-pesantren tersebut perlu dukungan struktural yang menjadi tanggung jawab kader-kader NU yang mengabdi di jalur politik.

Menurut Ahmad Fuady, satu abad bukan episode waktu atau zaman yg singkat. Artinya, selama 100 tahun, NU melalui para ulama, habaib dan santri telah berjuang dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, lalu mengisinya dengan pembangunan.

Selama satu abad, NU juga telah mengisi kemerdekaan Indonesia dengan pembangunan manusia melalui jalur kultural yang diejawantahkan lewat lembaga-lembaga pendidikan pesantren yangg tersebar di seluruh pelosok negeri. Bahkan, hasilnya, saat ini ribuan warga Nahdliyyin ikut terlibat dalam perumusan kebijakan bangsa dan negara lewat jalur struktural.

“Betapa banyak kader-kader  NU yang terjuan ke dunia politik yg menyebar ke berbagai partai sebagai saluran politik warga NU untuk menyebarkan gagasan Aswaja dalam konteks keagamaan, kebangsaan, keindonesiaan dan kemanusiaan yang menjadi garis/khittah perjuangan dan pengabdian para ulama NU“,  tegas Ahmad Fuady.

Ia menjelaskan bahwa secara organisatoris,  NU memang idak terlibat dlm politik praktis, tetapi sejumlah ulama dan  kiai sepuh telah menyediakan rumah politik bagi Nahdliyyin salah satunya adalah Partai Kebangkitan Bangsa/PKB yang didirikan Ulama NU. Maka di sini saya ingin menegaskan bahwa PKB yang lahir dari rahim NU dan didirikan para Kiai sepuh dan kharismatis NU tidak bisa dipisahkan dari NU. Dengan demikian, warga NU tidak boleh apatis terhadap politik.

Ketua DPC PKB Kota Tangerang ini, berharap agar anak-anak muda NU yang memiliki kapasitas, kecakapan dan minat terhadap politik silahkan berjuang dan memperjuangkan gagasan ASWAJA di parlemen sebagai bentuk pengabdian kepada umat dan bangsa.

“NU tidak apatis terhadap politik dan anti politk, bahkan di Pesantren-pesantren, para santri diajarkan teori-teori politik yang dalam tradisi fiqih Islam dikenal dengan  fiqh siyasah”.

Nah, sebagai politisi PKB dan sebagai warga NU, tentunya saya akan memperjuangkan khittah NU itu sebagai bagian dari perjuangan para ulama NU melalui jalur parlemen, baik di tingkat kota/kabupaten/provinsi maupun nasional.

Selama satu abad, Tidak bisa dinafikan bahwa NU telah berperan dan berjasa bagi pembangunan bangsa ini.. Kami warga NU akan terus mengabdi dan berjuang untuk kemajuan umat dan bangsa Indonesia yg majemuk dan bhinneka ini. Demikian, hasil bincang-bincang H.Ahmad Fuady tentang peran NU selama satu abad dengan sejumlah kader PKB dari NU. (Asep WW)

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads