Co-Working Space Pemain Baru Bisnis Perkantoran

Dian Ardiansyah Oct 20, 2017 0 Comments
Co-Working Space Pemain Baru Bisnis Perkantoran

Jakarta, BisnisPro.Id – Fenomena tentang anak muda duduk berjam-jam dengan laptop terbuka di hadapannya, adalah pemandangan biasa di banyak cafe di Jakarta. Pemandangan ini di prediksi  dalam beberapa tahun ke depan jarang ditemui seiring bermunculannya co-working space.

Secara harfiah co-working space berarti tempat bekerja bersama. Para penggunanya dipersilahkan berbagi ‘kantor’ atau bahkan camilan dengan pemilik bisnis atau pekerja lain. Selain saluran wifi yang kencang, kualifikasi utama co-working space adalah interiornya ‘nggak kantor banget’ dengan atmosfer akrab dan santai tapi serius yang diharapkan lebih memacu kreatifitas.

Dilansir dari data PT Cushman & Wakefield Indonesia, di Jabodetabek terdapat 20-an co-working space. Hampir semuanya berada di gedung perkantoran di pusat-pusat bisnis. Mereka juga membidik segmen pasar yang relatif sama, yaitu para pekerja kelas middle-up yang sangat menuntut mobilitas seperti menemui klien masing-masing.

“Setelah rapat di suatu tempat dan harus balik lagi ke kantor untuk menyelesaikan pekerjaan, jelas memakan waktu karena macet. Adanya co-working space ini, menghemat waktu dan energi pekerja,” ujar David Cheadle, managing director perusahaan konsultan properti tersebut.

Berdasarkan pertumbuhan ekonomi nasional dan trend pekerja mobile,  jelas pasar co-working space di Indonesia masih sangat terbuka. Bahkan perusahaan co-working space sekaliber WeWork asal Amerika Serikat sedang berpikir membuka cabangnya di Jakarta.

Masuknya model bisnis baru juga menjadi ancaman bagi bagi pengusaha lokal yang sudah lebih dahulu eksis di bidang properti perkantoran. Di lain hal masih terbukanya pasar juga kesempatan kepada pemain baru untuk memulai inovasi-inovasi lainya. Salah satunya “Ruang Hampa” yang berada di seberang Stasiun KRL Tanjung Barat, Jakarta Selatan.

“Aku coba menggarap segmen middle, jadi harganya ya menyesuaikan,” ujar Zaenal Budiyono, owner “Ruang Hampa” dan juga pengamat politik ini, tentang target pasar yang diincarnya.

Menurutnya pelanggan co-working space tidak melulu pekerja profesional atau freelancer dari kalangan middle-up. Bahkan mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas kuliah atau skripsi, di dalam pandangan Zaenal juga sedang membutuhkan tempat dengan atmosfer co-working space.

“Selama ini kalau bosan kerja di rumah, mereka pindah mini market 24 jam yang menyediakan tempat duduk dan wifi. Jangan lupa mahasiswa sekarang banyak yang terlibat dalam usaha rintisan dan nyambi freelancer. Mereka sekarang nggak bercita-cita jadi karyawan, tapi lebih explore kemampuan diri dengan jadi mandiri. Tempat penting bagi mereka bekerja dan bertemu klien, tapi menyewa kantor sendiri kan belum mampu,” pungkasnya.

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads