Pebisnis Properti Paham Jika Suku Bunga KPR/KPA Baru Turun Tahun Depan

Dian Ardiansyah Oct 23, 2017 0 Comments
Pebisnis Properti Paham Jika Suku Bunga KPR/KPA Baru Turun Tahun Depan

Jakarta, BisnisPro.Id – Pelaku bisnis properti cenderung memilih untuk menunggu kebijakan pemerintah kedepan terkait dengan penurunan suku bunga kredit KPR/KPA pascaturunnya suku bunga acuan BI 7-Day Repo Rate.

Direktur Keuangan PT PP Properti Tbk, Indaryanto mengungkapkan bahwa tidak masalah jika penurunan suku bunga KPR/KPA baru bisa dilakukan tahun depan.

Pasalnya penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia yang dilakukan sebanyak dua kali itu membuat pengaruh juga kepada kondisi ekonomi Indonesia.

“Kami menunggu saja, kami kan tidak tahu pelaksanaannya seperti apa. Tapi dari pengembang dengan turunnya suku bunga menjadi kompetitif. Pembeli akan lebih memperoleh kemudahan,” katanya.

Menurut hematnya, penurunan suku bunga juga akan mendorong tercapainya program satu juta rumah. Oleh karena itu hal akan berdampak positif bagi konsumen untuk mengakses perumahan.

Saat ini PPRO memang lebih meningkatkan kerja sama dengan sesama perbankan. Adapun tingkat suku bunga yang ditawarkan 7,5% untuk fixed 3 tahun serta 8,5% untuk fixed 5 tahun.

Hal serupa juga disampaikan, Direktur Ciputra Group Harun Hajadi juga memahami bahwa penurunan BI rate agak sulit diikuti perbankan penyokong KPR untuk menurunkan suku bunga juga.

“Akan tetapi tentu penurunan bunga membantu sentimen masyarakat untuk lebih semangat berinvestasi, dalam hal ini positif untuk investasi properti,” Ujarnya.

Konsumen Ciputra lebih banyak condong ke pembiayaan melalui KPR, kemudian pembiayaan in house oleh perusahaan, dan ketiga dalam bentuk cash.

Kerja sama yang dilakukan Ciputra dengan perbanka adalah dengan memberikakan suku bunga sebesar lebih dari 7%.

Sedangkan, Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi PT Intiland Developement Tbk, Archied Noto Pradono mengungkapkan penurunan suku bunga selalu menarik buat konsumen, terutama di segmen end user dan yang memerlukan upgrade rumah.

Hal ini juga diprediksi akan menambah gairah pasar untuk para investor.

“Saat ini posisi kami harus memancing konsumen salah satunya penurunan bunga sebagai faktor yang kami kombinasikan dengan konsep dan value project sendiri,” ungkapnya.

CEO Indonesia Property Watch Ali Tranghada mengatakan belum turunnya suku bunga KPR akan banyak menghambat sektor riil termasuk properti.

Ali menilai bahwa bank BUMN yang seharusnya menjadi lokomotif penyaluran KPR sayangnya masih memberikan suku bunga di kisaran 10%–10,5%.

Padahal beberapa perbankan swasta seperti Bank BCA bisa memberikan suku bunga lebih kompetitif. Dengan subsidi pengembang BCA bisa menawarkan suku bunga hingga 5,5%.

Spread-nya masih tinggi, seharusnya ketika suku bunga acuan turun, maka rata-rata suku bunga kredit setidaknya bisa di kisaran 8,5%,” ungkapnya.

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads