Rupiah Versus Dolar AS Hari Ini, Jumat 27 Mei 2022

Muhammad Kemal Farezy May 27, 2022 0 Comments
Rupiah Versus Dolar AS Hari Ini, Jumat 27 Mei 2022

Jakarta, BisnisPro.id – Nilai tukar rupiah diprediksi cenderung melemah pada perdagangan hari ini, Jumat (27/5/2022) sekalipun dolar AS juga melemah di hadapan mata uang utama lainnya. Pada Rabu (25/5/2022), mata uang Garuda ditutup menguat 0,30 persen atau 43,5 poin sehingga parkir di posisi Rp14.617,5 per dolar AS.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan dalam risetnya, keputusan Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga tetap di 3,25 persen dan perkembangan inflasi yang tinggi membuat arus modal asing kembali masuk ke pasar dalam negeri sehingga kencangnya aliran dana tersebut membuat rupiah kembali perkasa.

“Namun euforia ini hanya bersifat sementara karena pelaku pasar saat ini condong ke bank sentral AS yang akan kembali menaikan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin,” kata Ibrahim dalam risetnya, Rabu (25/5/2022).

Selain itu, pasar juga memantau perkembangan program Pengungkapan Sukarela (PPS) atau Tax Amnesty tahap II. Menurut Ibrahim, untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.600-Rp14.650 per dolar AS.

Adapun dolar AS terpantau melemah terhadap mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (26/5/2022) waktu setempat, karena pasar mempertimbangkan apakah Federal Reserve akan memperlambat atau bahkan menghentikan siklus pengetatan moneter pada semester II/2022, yang akan melemahkan daya pikat mata uang safe-haven.

Mengutip Antara, Jumat (27/5/2022) indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, terakhir (pukul 19.00 GMT) turun 0,206 persen pada 101,84. Dolar AS mulai melemah setelah rilis risalah dari pertemuan The Fed Mei 2022, yang menunjukkan bahwa sebagian besar peserta menilai bahwa kenaikan 50 basis poin kemungkinan akan sesuai pada pertemuan kebijakan Juni dan Juli untuk memerangi inflasi yang mereka sepakati telah menjadi ancaman utama bagi perekonomian.

Banyak peserta pada rapat The Fed percaya bahwa kenaikan suku bunga dengan cepat akan membuat bank sentral berada pada posisi yang baik akhir tahun ini untuk menilai dampak dari pengetatan kebijakan.

“Pasar menjadi sedikit lebih optimis bahwa The Fed tidak akan terlalu agresif dengan pengetatan dan bahwa beberapa aksi jual yang telah kita lihat dengan aset-aset berisiko, khususnya ekuitas, mungkin telah berlebihan,” kata Ed Moya, analis pasar senior di Oanda.

Sumber : Bisnis

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads