Rupiah Versus Dolar AS Hari Ini, Kamis 27 Juli 2023

Muhammad Kemal Farezy Jul 27, 2023 0 Comments
Rupiah Versus Dolar AS Hari Ini, Kamis 27 Juli 2023

Tangerang, BisnisPro.id – Dolar AS mengalami penurunan terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis pagi WIB setelah The Federal Reserve (The Fed) atau The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga. Pada akhir perdagangan, indeks dolar AS, yang mengukur nilai greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, menurun sebesar 0,49% menjadi 100,9027.

Menurut laporan dari Antara, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) telah memutuskan untuk meningkatkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada Rabu (26/7/2023), sesuai dengan perkiraan, kini berada di kisaran 5,25% hingga 5,50%.

Ketua The Fed, Jerome Powell, menyatakan pada Rabu (26/7/2023) bahwa inflasi AS masih tetap jauh di atas target bank sentral sebesar 2%, dan ia menyatakan bahwa waktu yang diperlukan untuk menurunkan kembali tingkat kenaikan harga-harga tersebut akan berlangsung lebih lama.

“Proses untuk menurunkan inflasi menjadi 2% masih berada dalam jarak yang jauh”.

The Fed menyatakan akan terus mengevaluasi informasi tambahan dan implikasinya terhadap kebijakan moneter. Hal ini menunjukkan bahwa pertemuan FOMC berikutnya bisa mengakibatkan kenaikan suku bunga lagi, atau mungkin akan dijeda atau dilewati. Banyak analis memperkirakan The Fed kemungkinan akan mengakhiri siklus pengetatan kebijakan moneter pada titik ini.

“Perhatian sekarang tertuju pada apakah FOMC akan memberikan kenaikan 25 basis poin tambahan tahun ini atau tidak,” kata Michael Brown, seorang Market Analyst di Trader X, dikutip dari Antara pada Kamis (27/7/2023).

Imbal hasil obligasi pemerintah AS dengan tenor dua tahun tetap stabil sekitar 4,9%, sementara imbal hasil obligasi dengan tenor 10 tahun mendekati 3,9%, level yang hampir sama seperti sebelum pernyataan tersebut. Laporan harga konsumen untuk bulan Juni juga menunjukkan perlambatan inflasi menjadi 3% dari puncaknya yang mencapai 9,1 persen tahun lalu.

Meskipun demikian, para pembuat kebijakan masih prihatin dengan inflasi “inti”, yang tidak termasuk makanan dan energi, yang menurun lebih lambat. FOMC memperhatikan khusus inflasi di sektor jasa, karena mereka meyakini bahwa tingkat inflasi di sektor tersebut tetap tinggi akibat ketatnya pasar tenaga kerja.

Pejabat Fed juga terkejut dengan ketahanan pertumbuhan ekonomi. Para analis sebelumnya mengharapkan laporan triwulan Produk Domestik Bruto (PDB) yang akan dirilis pada Kamis akan menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS sebesar 1,8% secara tahunan pada periode April hingga Juni.

Sejumlah ekonom Wall Street menolak wacana tentang kemungkinan resesi tahun ini, mengingat terus meningkatnya kekuatan aktivitas ekonomi yang diimbangi oleh tekanan harga yang mereda. Pertemuan selanjutnya dari FOMC akan berlangsung pada tanggal 19 September dan 20 September, dilanjutkan dengan pertemuan pada tanggal 31 Oktober dan 1 November.

Ketua The Fed, Jerome Powell, juga akan mendapatkan kesempatan untuk mengklarifikasi pandangan bank sentral mengenai kebijakan suku bunga di masa depan saat acara simposium tahunan Kansas City Fed di Jackson Hole, Wyoming, pada akhir bulan Agustus.

“Ke depan, kami akan terus mengambil pendekatan yang bergantung pada data dalam menentukan sejauh mana penguatan kebijakan tambahan yang mungkin tepat,” kata Powell pada konferensi pers pasca pertemuan.

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads