Rupiah Versus Dolar AS Hari Ini, Rabu 12 Juli 2023

Muhammad Kemal Farezy Jul 12, 2023 0 Comments
Rupiah Versus Dolar AS Hari Ini, Rabu 12 Juli 2023

Tangerang, BisnisPro.id – Rupiah berpotensi menguat lebih lanjut di tengah pelemahan dolar AS. Hal ini didorong oleh pengesahan UU Kesehatan. Pada Selasa (11/7/2023), rupiah ditutup menguat menjadi Rp15.153 per dolar AS. Penguatan rupiah terjadi setelah DPR RI mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Kesehatan. Nilai tukar rupiah menguat sebesar 0,34% atau 51,5 poin menjadi Rp15.153 per dolar AS.

Penguatan rupiah terjadi ketika indeks dolar melemah sebesar 0,19% menjadi 101,78. Di antara mata uang Asia, yen Jepang menguat 0,56%, dolar Singapura naik 0,28%, dolar Taiwan naik 0,21%, won Korea Selatan menguat 0,96%, dan peso Filipina naik 0,76%.

Selain itu, rupee India naik 0,25%, yuan China naik 0,33%, ringgit Malaysia naik 0,23%, dan baht Thailand menguat 0,81 %. Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memprediksi bahwa mata uang rupiah akan fluktuatif, tetapi akan ditutup menguat dalam kisaran Rp15.130-Rp15.220 per dolar AS pada Rabu (12/7/2023).

Pada hari Selasa, dolar melemah setelah pejabat The Federal Reserve (The Fed) memberikan isyarat bahwa bank sentral mendekati akhir siklus pengetatan kebijakan moneter. Meskipun dolar berada dalam kisaran perdagangan yang ketat menjelang laporan inflasi utama AS.

Beberapa pejabat The Fed menyatakan pada hari Senin bahwa kemungkinan bank sentral akan menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk mengendalikan inflasi, namun mereka juga menunjukkan bahwa akhir dari siklus pengetatan kebijakan moneter saat ini semakin dekat. Saat ini, pasar sedang fokus pada data inflasi AS yang akan dirilis pada hari Rabu.

Data tersebut diharapkan memberikan gambaran lebih jelas tentang kemajuan yang telah dicapai oleh The Fed dalam melawan lonjakan harga konsumen. Survei yang dilakukan oleh The Fed Bank of New York pada hari Senin juga menunjukkan bahwa harapan inflasi jangka pendek di kalangan masyarakat Amerika mulai memudar, dengan banyak responden menyatakan harapan mereka terhadap kenaikan inflasi jangka pendek terlemah dalam dua tahun terakhir.

Sementara itu, data yang dirilis pada hari Senin menunjukkan bahwa China berada di ambang deflasi konsumen, yang menunjukkan kondisi ekonomi yang memburuk di negara tersebut. Namun, hal ini juga meningkatkan harapan bahwa pemerintah akan meluncurkan langkah-langkah pengeluaran darurat lebih lanjut untuk mendukung pertumbuhan.

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads