Rupiah Versus Dolar AS Hari Ini, Selasa 21 Februari 2023

Muhammad Kemal Farezy Feb 21, 2023 0 Comments
Rupiah Versus Dolar AS Hari Ini, Selasa 21 Februari 2023

Tangerang, BisnisPro.id – Keperkasaan mata uang garuda rupiah diperkirakan masih dibayangi oleh kekuatan dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Selasa (21/2/2023). Rupiah melawan kekuatan dolar Amerika Serikat berakhir menguat ke level Rp15.159 pada penutupan perdagangan kemarin, Senin (20/2/2023) lalu. Adapun seluruh mata uang di regional Asia ditutup menguat terhadap dolar Amerika Serikat.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar Amerika Serikat berada di posisi terdepan pada perdagangan hari ini. Hal ini didorong oleh serangkaian data ekonomi yang kuat dari Amerika Serikat sehingga pasar berekspektasi The Federal Reserve (The Fed) akan mengetatkan kebijakan suku bunga.

Sejumlah data dari ekonomi terbesar dunia menimbulkan adanya ekspektasi bahwa The Fed harus berbuat lebih banyak untuk menjinakkan inflasi, dan menaikan suku bunga. Beberapa data ekonomi tersebut adalah pasar tenaga kerja yang masih ketat, inflasi yang kaku, penjualan ritel yang kuat, dan harga produsen yang lebih tinggi.

“Pasar sekarang mengharapkan tingkat dana The Fed mencapai puncaknya tepat di bawah 5,3% pada bulan Juli. Komentar Hawkish dari pejabat The Fed juga telah mendukung dolar Amerika Serikat, karena mereka mengisyaratkan suku bunga perlu dinaikkan agar berhasil meredam inflasi,” ujar Ibrahim dalam riset, Senin (20/2/2023).

Selain itu, Bank Sentral Eropa (ECB) menyebut suku bunga di zona Eropa memiliki beberapa cara untuk meningkat. Sementara di Asia, pemerintah Cina mempertahankan suku bunga pinjaman acuan selama enam bulan berturut-turut. Hal ini menunjukkan adanya tanda pemulihan pasca pandemi Covid-19.

Dari dalam negeri UU Nomor 3 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (PPSK) memiliki beberapa pilar yang dapat menunjang kinerja dari empat lembaga keuangan di bawah Kementerian Keuangan. “Ini penting untuk kita dudukan terus ke depan. Itu lima pilar yang ingin kita jaga dalam berbagai bentuk detail. undang-undang ini sangat detail dan diverse bidangnya,” jelasnya.

Sementara analis Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan rupiah masih berpotensi mengalami tekanan terhadap dolar Amerika Serikat akibat kekhawatiran pasar terhadap kebijakan pengetatan moneter The Fed yang agresif tahun ini.  Pengetatan dilakukan oleh The Fed setelah melihat data-data ekonomi yang membaik termasuk data inflasi yang belum turun jauh ke target 2%. Kebijakan The Fed akan mendorong pelaku pasar untuk mengalihkan dana investasinya ke aset dolar Amerika Serikat yang menyebabkan rupiah tertekan.

“Pergerakan rupiah masih sangat bergantung pada sikap pelaku pasar asing yang mengikuti sentimen eksternal,” ujar Ariston dalam riset, Senin (20/2/2023).

Sementara itu. pemerintah Indonesia berusaha mencegah pelemahan rupiah dengan memperbaiki suplai dolar melalui kebijakan kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang baru. Namun, kebijakan tersebut baru akan terlihat pada semester pertama pada 2023 Adapun optimisme pertumbuhan dalam negeri dinilai dapat membantu pelemahan rupiah. Sementara itu, Ariston menyebut rupiah berpotensi melemah ke level Rp15.250 dengan potensi support di kisaran Rp15.200.

Rupiah dibuka melemah 0,12% atau 8,50 poin ke Rp15.167,50 per dolar Amerika Serikat. Adapun indeks dolar Amerika Serikat menguat 0,10% atau 0,10 poin ke 103,97. 

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads