Rupiah Verus Dolar AS Hari Ini, Selasa 6 Februari 2024

Muhammad Kemal Farezy Feb 6, 2024 0 Comments
Rupiah Verus Dolar AS Hari Ini, Selasa 6 Februari 2024

Tangerang, BisnisPro.id – Diperkirakan bahwa nilai tukar rupiah akan mengalami koreksi terhadap dolar Amerika Serikat pada hari Selasa (6/2/2024) karena kekuatan yang masih bertahan pada greenback.

Meskipun data pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk periode 2023 mencapai 5,05%, yang cukup positif, nilai tukar rupiah diprediksi tetap cenderung mengalami koreksi terhadap dolar AS pada Selasa tersebut. Rupiah, bersama dengan mata uang Asia lainnya, mengalami tekanan akibat penguatan dolar AS. Pada hari Senin (5/2/2024), rupiah mengalami pelemahan sebesar 0,31% atau turun 48 poin menjadi Rp15.708 per dolar AS.

Peristiwa ini terjadi seiring dengan penguatan indeks dolar AS sebesar 0,07% menjadi 103,99. Beberapa mata uang Asia lainnya juga mengalami pelemahan, seperti yen Jepang dengan penurunan 0,13%, ringgit Malaysia yang melemah 0,80%, yuan China yang turun 0,06%, dan won Korea Selatan yang mengalami pelemahan hingga 0,66%. Selain itu, dolar Hong Kong melemah sebesar 0,01%, dolar Singapura mengalami penurunan 0,15%, peso Filipina turun 0,64%, rupee India mengalami penurunan 0,14%, dan baht Thailand turun 0,79%.

Menurut Analis Mata Uang dan Komoditas, Lukman Leong, pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi di Indonesia, terutama saat tingkat suku bunga cukup tinggi, dapat memberikan dukungan terhadap sentimen rupiah. Meskipun demikian, ia menekankan bahwa sentimen tersebut bukanlah faktor utama yang memengaruhi pergerakan mata uang.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk seluruh tahun 2023 mencapai 5,05% year-on-year (yoy) pada hari Senin (5/2/2024). Meski angka ini menunjukkan pertumbuhan yang positif, namun terjadi perlambatan dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2022 yang mencapai 5,31%.

“Pekan ini rupiah diperkirakan masih akan tertekan, selain oleh penguatan dolar AS, juga kekhawatiran menjelang Pilpres 2024. Prediksi range rupiah di Rp15.650-Rp15.850,” kata Lukman, pada Senin, (5/2/2024).

Menurutnya, sentimen eksternal yang saat ini paling berpengaruh terhadap rupiah adalah prospek suku bunga bank sentral dunia, khususnya The Fed. Pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang diselenggarakan pada Kamis (31/1/2024) waktu AS, The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 5,25%-5,5%. Pasca pertemuan FOMC tersebut, para pelaku pasar kini memperkirakan bahwa The Fed akan memulai penurunan suku bunga acuannya pada bulan Mei 2024.

Sementara itu, data non-farm payrolls (NFP) menunjukkan bahwa pengusaha di AS menambahkan 353.000 pekerjaan pada bulan Januari 2024, melebihi perkiraan ekonom yang sebelumnya memproyeksikan penambahan sebanyak 180.000 pekerjaan. Dari segi sentimen dalam negeri, data inflasi Indonesia untuk bulan Januari menunjukkan kecenderungan stabil. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka inflasi bulan Januari 2024 sebesar 0,04% secara bulanan. Secara tahunan, tingkat inflasi Indonesia pada Januari 2024 mencapai 2,57% year-on-year (yoy).

“Dari dalam negeri adalah data perdagangan, ekspor impor dan neraca perdagangan. Tingkat inflasi tidak akan terlalu berperan saat ini karena kebijakan suku bunga oleh BI saat ini adalah mencegah volatilitas dan pelemahan rupiah,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa sentimen lain yang memengaruhi rupiah adalah pertumbuhan ekonomi global, terutama dari China. Hal ini disebabkan karena data ekonomi dari AS dan China merupakan faktor eksternal yang paling signifikan dalam mempengaruhi nilai tukar rupiah.

“Ekonomi global tahun ini diperkirakan akan lebih lamban, namun revisi oleh IMF [International Monetary Fund] memberikan sedikit harapan,” pungkas lukman.

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads