Tragedi Keystone Topang Harga Minyak di Level Tertinggi dalam 2 Tahun Terakhir

Dian Ardiansyah Nov 27, 2017 0 Comments
Tragedi Keystone Topang Harga Minyak di Level Tertinggi dalam 2 Tahun Terakhir

BisnisPro.Id – Penutupan jaringan pipa distribusi minyak mentah Keystone di Amerika Serikat (AS) yang berkapasita 590.000 barel per hari (bph) berpotensi menekan cadangan minyak mentah AS sehingga mendorong kenaikan harga minyak mentah di pasar global.

Disamping itu, perpanjangan kesepakatan pemangkasan produksi minyak ke pasar global yang dilakukan OPEC dan non-OPEC juga mendukung kondisi pasar.

Penutupan pengoperasian jaringan pipa distribusi minyak mentah tersebut disebabkan terjadinya tumpahan minyak akibat kemungkinan kebocoran jaringan pipa. Jaringan pipa tersebut menghubungkan antara AS dan Kanada.

Menurut laporan Reuters di Singapura, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) tercatat pada posisi US$58,91 per barel pada Senin (27/11/2017) pagi.

Harga tersebut lebih rendah 4 sen dibandingkan pada sesi perdagangan sebelumnya. Akan tetapi, itu mendekati harga minyak mentah tertinggi dalam dua tahun terakhir ini yang berada di posisi US$59,05 per barel.

Sementara itu, minyak mentah Brent ditransaksikan pada posisi US$63,84 per barel, atau tidak berubah dibandingkan pada sesi perdagangan sebelumnya.

William O’Loughlin, analis Rivkin Securities, menuturkan, harga WTI kini ditransaksikan mendekati US$59 per barel. Itu adalah kenaikan harga yang signifikan, yaitu sebesar 38% sejak pertengahan Juni ini ketika minyak dijadikan sebagai salah satu aset terbaik.

Sementara itu, pasokan minyak ke pasar global juga mengetat karena adanya kesepakatan antara OPEC dengan kelompok non-OPEC, termasuk Rusia, untuk memangkas produksi minyak mentah sebanyak 1,8 juta barel per hari sejak Januari 2017 lalu.

Kesepakatan tersebut rencananya bakal berakhir pada Maret 2018, tetapi OPEC pada 30 November 2017 mendatang akan bertemu di Wina, Austria, untuk membahas kesepakatan tersebut.

“Dengan adanya pertemuan OPEC pada pekan ini, para pelaku pasar tampaknya memperkirakan adanya perpanjangan kesepakatan pemangkasan produksi tersebut,” ujar O’Loughlin.

Alexander Novak, Menteri Energi Rusia, menjelaskan, Rusia akan kembali membahas rincian perpanjangan kesepakatan itu pada pertemuan 30 November 2017 nanti, namun Novax tidak menyebutkan lamanya hal tersebut harus bertahan setelah batas akhir Maret 2018.

Ketidakpastian tentang komitmen Rusia terhadap pengurangan pasokan minyak mentah ke pasaran terus berlanjut serta peningkatan produksi minyak mentah Amerika Serikat dapat terus-menerus kembali menekan minyak mentah.

Sejak pertengahan 2016, produksi minyak mentah AS naik 15% menjadi 9,66 juta bph dengan perkiraan berlanjutnya peningkatan kegiatan pengeboran untuk produksi baru.

Pekan lalu, berbagai perusahaan energi Amerika menambahkan pengoperasian rig minyak sehingga jumlah rig bulanan meningkat untuk pertama kalinya sejak Juli menjadi 747 rig aktif karena para produsen minyak tertarik dengan kenaikan harga minyak mentah untuk memasak. (AS)

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads