Ancaman Resesi Global, Pengamat: Industri Properti Tanah Air Tahun Depan Masih Aman

Dian Ardiansyah Oct 13, 2022 0 Comments
Ancaman Resesi Global, Pengamat: Industri Properti Tanah Air Tahun Depan Masih Aman

Jakarta, BisnisPro.id – Ancaman resesi global yang diprediksi datang pada 2023 tidak akan berdampak pada sektor properti di Indonesia. Setidaknya itulah yang dikatakan pakar properti di Indonesia.

Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) Panangian Simanungkalit mengatakan kondisi pasar properti tahun depan masih aman dan tidak banyak terpengaruh oleh ancaman resesi.

Menurut Panangian, hanya kenaikan inflasi yang dapat meningkatkan BI7DRR, yang dikhawatirkan bisa menaikkan bunga KPR.

“Tidak banyak [pengaruh], masih aman untuk tahun depan,” kata Panangian dalam keterangannya.

Lebih lanjut, Panangian menambahkan, properti masih jadi aset yang baik ditengah kondisi ekonomi saat ini. Jika melihat dari sisi investasi, harga properti diproyeksi akan meningkat tahun depan seiring peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB).

“Justru ini saatnya berinvestasi, harga properti masih stabil. Ditambah PDB 5 persen tahun ini, harga properti akan berangsur meningkat tahun depan,” ujarnya.

Namun, dia mengimbau agar konsumen tetap berhati-hati dalam memilih developer terpercaya. Salah satu langkahnya adalah mengecek track record dari pengembang.

“Konsumen harus aktif mengecek proyek apa saja yang telah diluncurkan serta bagaimana kondisi perusahaan tersebut sekarang, mereka juga harus bisa memilih pengembang yang manajemennya profesional,” ujarnya.

Sebagai tambahan, pemerintah belakangan ini juga terus mengimbau masyarakat mempersiapkan diri dari ancaman krisis ekonomi dan resesi global yang bisa datang menghampiri kapan saja.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menyebut kondisi tersebut dapat membuat negara manapun bisa terlempar tanpa bisa diprediksi. Hal ini disebabkan oleh ketidakpastian dan volatilitas harga komoditas yang tinggi.

“Negara manapun dapat terlempar dengan cepat, apabila tidak hati-hati dan tidak waspada baik dalam pengelolaan moneter dan pengelolaan fiskal,” kata Jokowi dalam Peresmian Pembukaan BNI Investor Daily Summit 2022, Selasa (11/10/2022) lalu.

Langkah pengembang hadapi resesi

Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida mengatakan ancaman resesi menjadi salah satu tantangan dalam industri properti.

Totok mengatakan, resesi dapat mengakibatkan harga properti mengalami peningkatan akibat adanya kenaikan bahan baku seperti material. Di sisi lain, daya beli masyarakat juga dikhawatirkan akan terdampak oleh pelemahan ekonomi.

“Masyarakat akan fokus menggunakan uang untuk memenuhi kebutuhan pokok, selain itu sejak pandemi covid daya beli masyarakat memang sudah terkoreksi, khususnya untuk pembelian properti kelas menengah keatas,” jelas Totok.

Namun, Totok mengatakan, untuk menghadapu ancaman resesi global, para pengembang sudah mempunyai strategi.

“Salah satunya memproduksi rumah yang akan lebih menyesuaikan kantong masyarakat,” ungkapnya.

Dia mengatakan, untuk menyesuaikan kenaikan harga produksi, harga properti akan naik sekitar 3% dari biasanya.

“Soal kenaikan harga properti, kenaikan itu dipengaruhi oleh ekonomi makro, bukan hanya suku bunga, tetapi ada kenaikan harga BBM,” sambungnya.

Totok mengungkapkan, penjualan properti saat ini tidak seperti jual consumer goods, misalnya harga hari ini naik, tapi hal tersebut tidak berlaku di sektor properti.

“Properti tidak bisa kayak gitu, developer bisa tidak laku. Jadi kehati-hatian ini perlu kita kontrol bersama,” pungkasnya.

Penulis: Dian

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads