Developer Properti Soroti Janji 3 Juta Rumah

Tangerang, BisnisPro.id – Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI), Joko Suranto, mengungkapkan bahwa hasil hitung cepat atau quick count memiliki potensi untuk menjadi landasan awal bagi para pelaku usaha, terutama di sektor properti, dalam mengevaluasi dan merencanakan strategi bisnis ke depannya.

Menurutnya, sebelum penyelenggaraan Pilpres 2024, banyak pelaku usaha yang bersikap “wait and see” atau cenderung menahan diri dalam mengembangkan bisnis mereka, hal ini dilakukan untuk menilai arah kebijakan dari Presiden yang akan datang.

Dengan hasil quick count yang bisa memberikan gambaran awal tentang pemenang Pilpres, para pelaku usaha dapat mulai menghitung ulang rencana bisnis mereka dan mempersiapkan langkah-langkah selanjutnya sesuai dengan potensi arah kebijakan yang akan diambil oleh pemerintahan yang baru.

“Bagi pengusaha keunggulan itu membuat yang dinanti sudah selesai, sehingga kepastian dalam usaha itu bisa segera dihitung,” kata Joko, pada Kamis (15/2/2024).

Joko menekankan bahwa program pembangunan 3 juta rumah merupakan hal yang harus didorong oleh pemerintahan selanjutnya. Hal ini dikarenakan angka backlog, yaitu jumlah kekurangan rumah, yang saat ini masih mencapai 12,7 juta.

Jumlah ini dapat terus bertambah seiring dengan pertumbuhan populasi di Indonesia. Oleh karena itu, upaya untuk menyelesaikan backlog tersebut menjadi penting, dan program pembangunan rumah harus menjadi salah satu prioritas yang diperhatikan oleh pemerintah selanjutnya.

“Karena pada saatnya di 2035 itu urbanisasi semakin besar, dan jumlah penduduk Indonesia itu 305 juta, dan 66% akan tinggal di perkotaan,” kata Joko.

Sebagai informasi, berdasarkan hasil hitung cepat Pilpres 2024 pada hari ini (15/2), Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo – Gibran telah memperoleh sekitar 57,79% suara, sedangkan Pasangan Anies – Muhaimin memperoleh sekitar 25,70% suara. Sementara itu, Pasangan Ganjar – Mahfud mendapatkan 16,50% suara. Data ini disampaikan berdasarkan survei dari Charta Politika.

“Kalau Kita melihat bahwa apa yang terjadi (hasil hitung cepat) di Pemilu itu mungkin ada kepercayaan dan apresiasi masyarakat, sehingga mereka memilih apa yang dia didukung,” pungkas Joko.