Investasi Pilihan Ditengah Ancaman Resesi

Muhammad Kemal Farezy Oct 11, 2022 0 Comments
Investasi Pilihan Ditengah Ancaman Resesi

Tangerang, BisnisPro.id – Konsultan keuangan Financial Counsulting Eko Indarto memberikan beberapa pilihan bagi anda yang ingin berinvestasi di tengah beredarnya isu resesi yang akan terjadi di tahun 2023. Dirinya menyarankan untuk memilih contoh investasi yang aman seperti emas dan valuta asing untuk level menengah.

“Khususnya untuk yang punya kepentingan di mata uang asing,” ungkap Eko pada Minggu, 9 September 2022 lalu.

Sebaliknya, untuk jenis pilihan investasi yang harus dihindari bagi investor adalah properti, kripto dan investasi jangka panjang lainnya yang bersifat kurang stabil.

“Sementara waktu, maksimalkan di emas, obligasi, dan reksa dana pendapatan tetap,” kata dia.

Walaupun seperti itu Eko berpendapat bahwa masyarakat tidak perlu khawatir untuk melakukan invetasi. Investasi menjadi pilihan yang lebih baik daripada melakukan pinjaman atau hutang.

“Tetap investasi berapa pun dana yang ada. Kurangi dan jauhi utang, atau coba untuk mendapatkan other income,” ujar Eko.

Isu resesi ekonomi 2023 menjadi juga diamini oleh Bhima Yudhistira selaku Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) yang mengungkapkan efek dari ancaman resesi 2023 kepada Indonesia. Salah satunya, adalah pelemahahan nilai tukar mata uang rupiah versus dolar secara berturut-turut.

“Mungkin rupiah akan mencapai titik Rp 15.700 sampai Rp 16.000 per dolar Amerika Serikat, itu masih dalam batas yang moderat,” pungkas Bhima.

Bhima juga menambahkan, lemahnya mata uang rupiah akan berefek pada naiknya biaya impor, terutama akan berimbas ke impor pangan yang sangat ketergantungan. Komoditas seperti, gula, garam, gandum, bawang putih, dan daging. Diprediksi bakal jadi penyebab utama naiknya biaya bahan baku pada 2023. Didukung dengan kecilnya penyerapan lapangan pekerjaan dan tingginya angka pengangguran di usia dewasa muda.

“Jadi situasi sekarang sebenarnya, stagflasi ini kan kondisi harga barang naik tidak imbangi oleh kesempatan kerja, jadi harga barangnya naik, inflasinya diperkirakan tahun ini 7 persen lebih sementara dari kesempatan kerjanya terbatas,” ujarnya.

Berberapa faktor tersebut akan berimbas sangat luas ke berbagai sektor perekonomian. Efek tersebut akan mempengaruhi pendapatan negara, lemahnya konsumsi rumah tangga, hingga realisasi masuknya investasi. “Karena kan orang mau investasi melihat domestiknya masih solid apa enggak. Ya, jadi itu risikonya,” pungkas Bhima.

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads