Rupiah Versus Dolar AS Hari Ini, 7 November 2023

Muhammad Kemal Farezy Nov 7, 2023 0 Comments
Rupiah Versus Dolar AS Hari Ini, 7 November 2023

Tangerang, BisnisPro.id – Nilai tukar rupiah hari ini diperkirakan akan menguat atau bertahan di kisaran level Rp15.500-an. Para investor terus memantau sentimen global, termasuk data perdagangan China. Lukman Leong, seorang Pengamat Pasar Uang, menjelaskan bahwa pada hari sebelumnya rupiah ditutup dengan penguatan di level Rp15.539 per dolar AS.

Hal ini terjadi dalam konteks sentimen “risk-off” di pasar dan pelemahan signifikan dolar AS. Menurutnya, pelemahan dolar AS dipengaruhi oleh data ekonomi AS, khususnya Non-Farm Payroll (NFP) dan Indeks Manufaktur ISM yang menunjukkan kinerja yang lebih lemah pada Jumat, 3 November 2023. Faktor-faktor seperti itu akan terus menjadi perhatian investor dalam menilai pergerakan mata uang, termasuk nilai tukar rupiah.

“Namun, rupiah sedikit terkoreksi setelah data pertumbuhan ekonomi PDB kuartal III/2023 yang lebih rendah dari perkiraan,” kata Lukman, pada Senin (6/11/2023).

Lukman menambahkan bahwa rupiah memiliki potensi untuk melanjutkan penguatan, terutama dengan para investor yang mengantisipasi data perdagangan China yang diperkirakan akan lebih baik daripada bulan sebelumnya. Namun, Lukman juga mengingatkan bahwa rupiah dapat melemah jika data ekonomi China ternyata di bawah ekspektasi. Dengan tidak adanya data ekonomi penting dari AS, dolar AS diperkirakan akan tetap tertekan dan melanjutkan pelemahan dalam minggu ini.

Dengan pertimbangan ini, Lukman memproyeksikan bahwa mata uang rupiah pada hari ini, Selasa, 7 November 2023, kemungkinan akan diperdagangkan dalam kisaran level Rp15.500 hingga Rp15.600 per dolar AS. Tentunya, pergerakan rupiah akan tetap bergantung pada perkembangan data ekonomi dan sentimen pasar global yang terus berubah.

Menurut penjelasan dari PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto, data pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal III/2023 yang lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya (kuartal II/2023) tidak akan memiliki dampak langsung pada pergerakan nilai tukar rupiah.

Meskipun PDB adalah indikator ekonomi yang penting, faktor-faktor lain, seperti data ekonomi global, sentimen pasar, dan faktor-faktor politik, juga berperan dalam menentukan pergerakan nilai tukar rupiah.

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat berbagai faktor yang memengaruhi nilai tukar rupiah, dan pertumbuhan PDB hanya salah satu dari banyak faktor yang perlu dipertimbangkan. Keputusan investor, situasi ekonomi global, dan berita-berita lainnya dapat memiliki dampak signifikan pada nilai tukar rupiah, dan perlu diawasi secara cermat oleh para pelaku pasar.

“Perlambatan lebih disebabkan oleh faktor musiman dan high base di kuartal III/2022,” katanya kepada Bisnis, Senin (6/11/2023).

Rully menjelaskan bahwa secara keseluruhan, kondisi ekonomi domestik Indonesia masih cukup baik. Ini didukung oleh aktivitas ekonomi di dalam negeri serta perkembangan di sektor-sektor dan daerah-daerah yang terkait dengan program hilirisasi.

Penguatan rupiah, menurut Rully, lebih disebabkan oleh kondisi global, terutama karena data tenaga kerja Amerika Serikat yang menunjukkan hasil yang lebih lemah atau kurang baik daripada yang diharapkan oleh para analis ekonomi. Dampak dari data tenaga kerja yang lemah ini menciptakan ekspektasi bahwa The Federal Reserve (The Fed) mungkin tidak akan menaikkan suku bunga lagi dalam waktu dekat.

Dengan demikian, kondisi global dan faktor eksternal seperti kebijakan moneter The Fed juga memainkan peran penting dalam menentukan pergerakan rupiah, selain faktor-faktor domestik. Ini menunjukkan betapa pentingnya pemantauan kondisi ekonomi global dalam analisis pergerakan mata uang.

“Dan kalau data ekonomi AS terus memburuk, semakin baik untuk mata uang global termasuk rupiah, dengan dolar melemah. Rupiah akhir tahun mungkin di sekitar Rp15.525 per dolar AS,” pungkasnya.

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads