Rupiah Versus Dolar AS Hari Ini, Kamis 2 Maret 2023

Muhammad Kemal Farezy Mar 2, 2023 0 Comments
Rupiah Versus Dolar AS Hari Ini, Kamis 2 Maret 2023

Tangerang, BisnisPro.id – Keperkasaan mata uang garuda, rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berpotensi kembali menguat pada perdagangan Kamis (2/3/2023), seiring dengan pelemahan dolar Amerika Serikat dan pembukaan kembali kegiatan perekonomian di China. Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memproyeksikan rupiah dibuka berfluktuatif pada perdagangan Kamis. Namun, ditutup menguat pada rentang Rp15.210-Rp15.260 per dolar Amerika Serikat.

“Rupiah berpeluang menguat terimbas positif pembukaan kembali aktivitas perekonomian di China,” jelasnya dalam keterangan resmi.

Pada Rabu (1/3/2023), rupiah ditutup menguat 0,17% atau naik 25,5 poin ke Rp15.235 per dolar Amerika Serikat. Hal tersebut terjadi di tengah melemah indeks dolar Amerika Serikat sebesar 0,37% ke 104,47. Bersama dengan rupiah, beberapa mata uang kawasan Asia yang menguat terhadap dolar Amerika Serikat adalah baht Thailand naik 0,83%, peso Filipina naik 0,63%, yuan Cina naik 0,60% dan won Korea Selatan naik 0,61%. Selanjutnya, dolar Singapura naik 0,33%, yen Jepang naik 0,09% dan rupee India naik 0,12%.

Sementara itu, dolar Taiwan menjadi satu-satunya mata uang kawasan Asia yang melemah terhadap dolar Amerika Serikat dengan penurunan 0,06%. Ibrahim menyebut dolar melemah akibat cepatnya perkembangan manufaktur China sejak April 2012. Hal ini membuat pasar memborong aset berisiko karena optimisme baru dan menjauh dari dolar safe-haven. Kemudian, indeks manajer pembelian (PMI) melonjak hingga 52,6% per Februari 2023 telah menopang perekonomian China. Selain itu, aktivitas non-manufaktur China juga tumbuh lebih cepat pada Februari 2023.

“Sementara pembacaan PMI manufaktur Caixin/S&P Global untuk bulan lalu juga melampaui ekspektasi pasar,” ungkap Ibrahim.

Adapun secara keseluruhan, melemahnya dolar Amerika Serikat hari ini disebabkan pasar yang menyambut bangkitnya perekonomian China pasca melonggarkan pengetatan aktivitas akibat pandemi Covid-19. Pelonggaran tersebut telah menghidupkan optimisme untuk dibukanya perdagangan Cina.

Selain itu, ekspektasi pelemahan perekonomian global juga menurun pasca adanya kenaikan suku bunga oleh bank sentral. Kemudian inflasi dua perekonomian terbesar zona Eropa naik secara tak terduga pada Februari 2023. Hal ini mendorong ekspektasi kenaikan suku bunga oleh bank sentral Eropa (ECB). Sementara itu, Inggris telah mencapai kesepakatan perdagangan dengan Irlandia Utara pasca keluar dari Uni Eropa atau British Exit (Brexit).

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak bertemu dengan anggota parlemennya sendiri untuk menjual kesepakatan baru tersebut di Irlandia Utara pada Selasa kemarin. Dari dalam negeri, berbagai sektor industri tengah mempersiapkan diri menghadapi ancaman resesi global. Meski demikian, Indonesia masih cukup resilien terhadap resesi.

“Hal ini tercermin dari angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 sebesar 5,31%, lebih tinggi dibandingkan 2021 sebesar 3,7%,” ujar Ibrahim.

Selain itu, dunia usaha dan konsumen lokal mulai percaya diri untuk meningkatkan konsumsi dan konsumsi. Hal ini terlihat dari Indeks Kepercayaan Konsumen, indeks manufaktur, dan kinerja emiten sepanjang tahun lalu yang terus membaik. Para investor masih menunggu kondisi perekonomian sambil mencermati peluang dan tantangan di tengah ketidakpastian global. Kondisi tersebut juga akan mempengaruhi para investor ritel yang tengah menyusun strategi ke depannya.

Terakhir dilihat pada pukul 09.00 WIB, rupiah dibuka naik 0,17% atau 25,5 poin menjadi Rp15.235 per dolar Amerika Serikat. Indeks dolar Amerika Serikat naik sebesar 0,07% ke level 104,557.

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads