Rupiah VS Dolar AS Hari Ini, 14 November 2023

Muhammad Kemal Farezy Nov 14, 2023 0 Comments
Rupiah VS Dolar AS Hari Ini, 14 November 2023

Tangerang, BisnisPro.id – Nilai tukar rupiah mengalami penguatan tipis ke level Rp15.695 per dolar AS di tengah penantian investor terhadap data inflasi utama AS yang akan dirilis minggu ini, yang dapat memberikan petunjuk mengenai sikap suku bunga The Federal Reserve (The Fed).

Pada perdagangan Selasa (14/11/2023) pukul 09.05 WIB, rupiah dibuka naik 6 poin atau 0,04%, mencapai Rp15.695 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS juga menguat 0,05% ke level 105,69. Bersama dengan rupiah, sejumlah mata uang Asia juga mengalami penguatan. Yuan China naik 0,01%, ringgit Malaysia naik 0,03%, dan baht Thailand naik 0,22%. Di sisi lain, mata uang Asia yang mengalami pelemahan antara lain won Korea Selatan yang turun 0,19%, dolar Taiwan yang turun 0,01%, dan dolar Hong Kong yang turun 0,02%.

Monex Investindo Futures dalam laporannya menyebutkan bahwa meningkatnya probabilitas kenaikan suku bunga di Amerika Serikat (AS) akan memberikan sentimen negatif terhadap mata uang Asia. Data indeks harga konsumen (CPI) AS dijadwalkan akan dirilis pada hari Selasa (14/11). Menurut jajak pendapat Reuters, diperkirakan CPI inti AS akan meningkat sebesar 0,3% MoM di bulan Oktober, dengan peningkatan YoY sebesar 4,1%. Pedagang juga akan memperhatikan data indeks harga produsen AS yang akan dirilis pada hari Rabu (15/11).

Pasar memperkirakan kemungkinan sebesar 86% bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada bulan Desember, menurut alat CME FedWatch. Meskipun pada Kamis pekan lalu, Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa The Fed masih belum “yakin” apakah langkah-langkah yang telah diambil dapat menurunkan inflasi, namun ia juga menegaskan kesiapannya untuk kembali menaikkan suku bunga jika diperlukan.

Sementara itu, perubahan outlook utang Amerika Serikat yang diturunkan oleh Moody’s dari Aaa stabil menjadi Aaa negatif dapat menjadi sentimen negatif bagi dolar AS. Moody’s menyebutkan bahwa perubahan pandangan tersebut disebabkan oleh membesarnya risiko masalah fiskal yang akan dihadapi oleh Amerika Serikat.

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan bahwa Bank Sentral AS, The Fed, memberikan isyarat untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut, mencermati kondisi inflasi yang tinggi.

“Prospek suku bunga AS yang tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama menjadi pertanda buruk bagi mata uang Asia, karena kesenjangan antara imbal hasil yang berisiko dan yang berisiko rendah semakin menyempit,” ujar Ibrahim dalam risetnya, pada Selasa (14/11/2023).

Dari dalam negeri, Ibrahim menyatakan bahwa pemerintah Indonesia perlu mempertahankan momentum pemulihan permintaan domestik pasca-pandemi, terutama di tengah ketidakpastian global yang dipicu oleh konflik di Timur Tengah. Meskipun demikian, menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat pada kuartal III/2023, didukung oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 5,06% year-on-year (yoy). Hal ini disebabkan oleh peningkatan mobilitas yang terus berlanjut, stabilitas daya beli masyarakat, dan tingginya keyakinan konsumen.

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads