Sektor Properti Sedikit Kontraksi di Akhir Tahun

Muhammad Kemal Farezy Nov 23, 2023 0 Comments
Sektor Properti Sedikit Kontraksi di Akhir Tahun

Tangerang, BisnisPro.id – Harga rumah di Indonesia cenderung meningkat menjelang akhir tahun, dengan proyeksi kontraksi di sektor properti selama tahun politik 2024 diprediksi akan lebih ringan, terutama bila dibandingkan dengan periode pandemi sebelumnya.

Data dari indeks harga rumah seken yang dirilis oleh platform properti 99.co Indonesia dan Rumah123.com menunjukkan bahwa harga rumah seken di 11 dari 13 kota di Indonesia mengalami kenaikan hingga Oktober 2023. Rata-rata, harga rumah seken naik sebesar 2,5 persen sejak Oktober 2022 hingga Oktober 2023. Tiga kota yang mencatatkan pertumbuhan harga tertinggi di atas inflasi tahunan adalah Makassar (7,5 persen), Denpasar (6,7 persen), dan Medan (5,9 persen).

Menurut Maria Herawati Manik, Country Manager 99 Group Indonesia, kenaikan harga rumah seken mencerminkan indikasi positif. Hal ini mengindikasikan peluang peningkatan nilai investasi properti di kota-kota tersebut seiring berjalannya waktu.

Meskipun tahun politik 2024 diharapkan akan membawa kontraksi di pasar properti, prospek ringan ini dianggap lebih optimis dibandingkan masa pandemi sebelumnya. Dengan adanya kenaikan harga rumah, investor dapat melihat potensi pertumbuhan nilai investasi properti yang stabil di tengah dinamika politik.

”Ini menjadi peluang bagi masyarakat maupun investor yang ingin mendiversifikasi portofolio mereka atau mencari investasi jangka panjang yang stabil,” kata Maria, pada Selasa (21/11/2023).

Di wilayah Jabodetabek, pertumbuhan harga rumah tahunan tertinggi tercatat di Bekasi, dengan kenaikan sebesar 4,8 persen. Sementara itu, Tangerang mengalami kenaikan sebesar 3,4 persen, Bogor 3,3 persen, Depok 3,1 persen, dan Jakarta 1,9 persen. Di luar Jabodetabek, Semarang mencatatkan pertumbuhan harga tahunan sebesar 3,3 persen, mengungguli dua kota lainnya, Surakarta (3 persen) dan Surabaya (2,5 persen).

Peningkatan harga rumah juga terlihat pada pasar primer. Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia mencatat bahwa harga properti residensial di pasar primer tumbuh 1,96 persen secara tahunan pada triwulan III (Juli-Oktober) 2023. Angka ini lebih tinggi dibanding pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang mencapai 1,92 persen.

IHPR (Indeks Harga Properti Residensial) triwulan III-2023, terutama didukung oleh kenaikan harga rumah tipe besar, menunjukkan pertumbuhan sebesar 1,7 persen secara tahunan, melampaui kenaikan pada triwulan II-2023 sebesar 1,49 persen. Kenaikan harga rumah pada triwulan III-2023 terutama terjadi di Kota Pontianak (3 persen), Padang (1,59 persen), dan Batam (4,07 persen).

Ali Tranghanda, CEO Indonesia Property Watch, menyatakan bahwa meskipun terjadi kenaikan harga pasar perumahan, peningkatan tersebut dinilai belum signifikan. Beberapa transaksi tertahan karena pembeli menunggu realisasi insentif PPN untuk pembelian rumah yang dijanjikan oleh pemerintah.

Sebagai bagian dari insentif tersebut, pemerintah berencana untuk menanggung 100 persen PPN untuk pembelian rumah senilai di bawah Rp 2 miliar hingga Juni 2024, dan 50 persen dari Juni hingga Desember 2024.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Peraturan Menteri Keuangan (PMK) terkait subsidi sedang dalam proses penyusunan oleh Menteri Keuangan. Targetnya adalah menyelesaikan PMK tersebut pada akhir tahun ini. “Begitu PMK siap, bantuannya langsung berlaku,” ujarnya seperti yang dilaporkan oleh Kompas pada tanggal 25 Oktober 2023.

Maria, yang tidak disebutkan nama lengkapnya, menyatakan bahwa industri properti perlu mengantisipasi tahun politik 2024. Meskipun demikian, dia menunjukkan bahwa berdasarkan pengalaman pada tahun-tahun politik sebelumnya (2014-2015 dan 2018-2019), kontraksi penjualan dan pendapatan pengembang properti cenderung relatif ringan. Hal ini terutama bila dibandingkan dengan periode pandemi, dan pasar properti biasanya pulih dengan cepat setelah tahun politik berakhir.

Pada tahun 2014, pendapatan pengembang mengalami penurunan sebesar 0,6 persen, sementara pada tahun 2018-2019 terjadi kontraksi sebesar 4,2 persen. Di masa pandemi Covid-19 pada tahun 2020, penjualan properti mengalami penurunan hingga 13 persen. Oleh karena itu, meskipun tahun politik cenderung memberikan tantangan, sejarah menunjukkan bahwa dampaknya terhadap industri properti biasanya bersifat sementara, dan pasar memiliki potensi untuk pulih dengan cepat.

Gejolak politik yang diperkirakan terjadi pada tahun 2024 cenderung lebih kondusif bagi sektor properti secara umum. Meskipun demikian, perlu tetap diantisipasi kemungkinan kontraksi, terutama pada awal tahun 2024 mendekati momentum pemilihan umum.

Pada tahun 2021, industri properti berhasil pulih dengan pertumbuhan sebesar 25,6 persen. Selain itu, pemerintah juga menerbitkan insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk rumah tapak dan satuan rumah susun pada tahun yang sama. Maria, yang tidak disebutkan nama lengkapnya, menyampaikan pandangannya terkait persiapan dan tantangan yang mungkin dihadapi oleh sektor properti dalam menghadapi dinamika politik pada tahun 2024.

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads